RIAK KONTRA DIKSI DI DALAM
Kepada gadis Misterius
Setiap tengah malam ku berdiri diantara bayang-bayang
Melihat dan mencari jejak cinta dalam keragu-raguan
Hati seperti angin puting beliung
berhembus berputar tak tentu arah
Kau datang bagai senja tertunduk malu
Mewarnai hati yang perlahan menemani langkahku
Namun, aku selau bertanya dengan bisu
Apakah langit biru itu milik kita, atau hanya angan semu
Aku menjaga hatiku di taman sepi
Tak ingin cepat mekar, juga cepat mati
Namun disetiap hembusan angin
Selalu terdengar bisikan suara nyaring namamu tanpa ku pinta
Aku tak mengingini bulan diantara bintang-bintang
Indah, menawan, cantik betul tapi senang menghilang
Aku membutuhkan mata hari dengan sinarnya
Setia memberi kehidupan tan tak pernah berubah
Keraguanku muncul lantaran perjalananku banyak kerikil menyakiti
Bayang-bayang selalu muncul ketika aku mulai bernyanyi dan menari
Dekapan syair selalu tentang cinta dan benci
Siapa yang kaya dan raya paling dicari
Pemenang hati selalu mereka yang mampu membeli
pecundang selalu diam, menulis, dan meratapi
Aku kadang berpikir ingin keluar dari zona yang biasa aku lalui
hidup dipanggung sandiwara penuh dengan cerita-cerita fiksi
Tak peduli tentang mereka yang disayang, dicinta dan disakiti
Yang penting di depan tampak berseri-seri
Sama seperti politisi kadang bertengkar dan bercumbu dibelakang pensi
Mungkin keraguanku masalah waktu yang belum menemukan tempatnya
Atau bisa saja karena lakonku yang sekarang bukanlah tokoh utama
Sambil bersungut-sungut berdoa kepada sang Esa
Semoga takdirnya tidak memisahkan kita
Jakarta, 6 januari 2025
Henro Dedy Putra Silaban
Post a Comment