aoUhVj1sFfXbUTRIyoVNm2UnxJxRFaPgs25Tl7uL

Followers

Widget HTML #1

Widget HTML (label produk)

Widget HTML (label jasa)

Widget HTML #3

Menu Halaman Statis

Bookmark

UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA KELAS XII SMK STRADA 3 (SYARAT KELULUSAN)

 PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)  DAN KISI-KISI UJIAN PRAKTIK SEKOLAH

BAHASA INDONESIA

TAHUN PELAJARAN 2024/2025

 


Mata pelajaran          : Bahasa Indonesia

Kurikulum                 : Merdeka

Bidang Keahlian       : Semua jurusan

Bentuk Soal              : Praktik (DEKLAMASI PUISI)

Hari/Tanggal             : Senin-Rabu(Februari 2025)

TUJUAN PEMBELAJARAN      :

4.1Mendeklamasikan puisi dengan memperhatikan penghayatan, mimik, gestur, vocal, dan nada yang tepat

INDIKATOR SOAL

1.   Disajikan puisi karya W. S. rendra dengan judul "Pesan pencopet kepada pacarnya", peserta uji mendeklamasikan puisi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memperhatikan indikator peniliaian.

SOAL

1.     Bacalah puisi yang berjudul "pesan pencopet kepada pacarnya" karya W. S. Rendra,  kemudian hafal dan pahami puisinya dengan baik. Setelah itu deklamasikan puisi tanpa membaca teks!!

2.     Perhatikan indikator penilaian sebagai acuan untuk mendapatkan nilai terbaik!

A.   PENGERTIAN PUISI

Puisi adalah salah satu bentuk dari karya sastra. Puisi adalah karya sastra yang terikat pada rima dan irama yang disusun dalam bentuk baris dan bait untuk menggambarkan perasaan pengarangnya.

Adapun ciri-ciri puisi :

✓ Ditulis dalam bentuk baris berjajar ke bawah secara berkelompok. 

✓ Kelompok baris tersusun dalam bait. 

✓ Terdapat pola bunyi (Rima) Rima merupakan penataan unsur bunyi yang ada dalam kata. Penataan ini berupa pengulangan bunyi yang sama pada satuan baris atau baris-baris berikutnya dalam bait. 

✓ Terdapat irama (ritme) Irama sangat jelas terlihat saat puisi dibacakan. Intonasi, penekanan kata, tempo (cepat lambat pengucapan), dan penataan rima memunculkan irama puisi. 

✓ Terdapat pilihan kata (diksi) Kekuatan utama ekspresi puisi terdapat pada pilihan kata atau diksi. Kata-kata yang dipilih penyair berfungsi untuk menyampaikan maksud atau makna puisi. Diksi yang digunakan dalam puisi biasanya bersifat kias, padat, dan indah. Kata yang dipilih dapat berupa kata objektif atau emotif, ada juga kata yang memiliki makna simbolik. Suatu kata mewakili pengertian tertentu, misalnya perahu retak, bulan biru, dan lain- lain. 

✓ Penggunaan majas (gaya bahasa, perumpamaan) sangat dominan. 

✓ Latar, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan.  


B.   Unsur- unsur Puisi

➢ Kata: unsur utama dalam penyusunan puisi, menentukan kesatuan dan keindahan makna puisi secara keseluruhan. 

➢ Larik atau baris: paduan kata-kata yang dituliskan dalam kalimat berbentuk baris. 

➢ Kalimat dalam puisi tidak menggunakan aturan baku karena bisa berupa satu kata, frase, atau kalimat lengkap. 

➢ Bait: kumpulan larik yang tersusun harmonis, mengandung makna puisi. 

➢ Rima: bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi, umumnya berada di suku kata akhir setiap larik. Rima bisa berupa pengulangan bunyi (sajak a-a-a-a atau a-b-a-b) atau bunyi bebas tanpa pola. 

➢ Irama: pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut bunyi bacaan puisi. 

➢ Makna/Isi: informasi utama yang disampaikan dalam puisi. 

➢ Amanat: pesan yang disampaikan oleh penulis puisi kepada pembaca, tersirat di balik kata-kata dan berada di balik tema yang diungkapkan.


NASKAH PUISI

PUISI PESAN PENCOPET KEPADA PACARNYA – RENDRA

Sitti,
kini aku makin ngerti keadaanmu
Tak ‘kan lagi aku membujukmu
untuk nikah padaku
dan lari dari lelaki yang miaramu

Nasibmu sudah lumayan
Dari babu dari selir kepala jawatan
Apalagi?
Nikah padaku merusak keberuntungan
Masa depanku terang repot
Sebagai copet nasibku untung-untungan
Ini bukan ngesah
Tapi aku memang bukan bapak yang baik
untuk bayi yang lagi kau kandung

Cintamu padaku tak pernah kusangsikan
Tapi cinta cuma nomor dua
Nomor satu carilah keslametan
Hati kita mesti ikhlas
berjuang untuk masa depan anakmu
Janganlah tangguh-tangguh menipu lelakimu
Kuraslah hartanya
Supaya hidupmu nanti sentosa
Sebagai kepala jawatan lelakimu normal
suka disogok dan suka korupsi
Bila ia ganti kau tipu
itu sudah jamaknya
Maling menipu maling itu biasa
Lagi pula
di masyarakat maling kehormatan cuma gincu
Yang utama kelicinan
Nomor dua keberanian
Nomor tiga keuletan
Nomor empat ketegasan, biarpun dalam berdusta
Inilah ilmu hidup masyarakat maling
Jadi janganlah ragu-ragu
Rakyat kecil tak bisa ngalah melulu

Usahakan selalu menanjak kedudukanmu
Usahakan kenal satu menteri
dan usahakan jadi selirnya
Sambil jadi selir menteri
tetaplah jadi selir lelaki yang lama
Kalau ia menolak kau rangkap
sebagaimana ia telah merangkapmu dengan isterinya
itu berarti ia tak tahu diri
Lalu depak saja dia
Jangan kecil hati lantaran kurang pendidikan
asal kau bernafsu dan susumu tetap baik bentuknya
Ini selalu menarik seorang menteri
Ngomongmu ngawur tak jadi apa
asal bersemangat, tegas, dan penuh keyakinan
Kerna begitulah cermin seorang menteri

Akhirnya aku berharap untuk anakmu nanti
Siang malam jagalah ia
Kemungkinan besar dia lelaki
Ajarlah berkelahi
dan jangan boleh ragu-ragu memukul dari belakang
Jangan boleh menilai orang dari wataknya
Sebab hanya ada dua nilai: kawan atau lawan
Kawan bisa baik sementara
Sedang lawan selamanya jahat nilainya
Ia harus diganyang sampai sirna
Inilah hakikat ilmu selamat
Ajarlah anakmu mencapai kedudukan tinggi
Jangan boleh ia nanti jadi propesor atau guru
itu celaka, uangnya tak ada
Kalau bisa ia nanti jadi polisi atau tentara
supaya tak usah beli beras
kerna dapat dari negara
Dan dengan pakaian seragam
dinas atau tak dinas
haknya selalu utama
Bila ia nanti fasih merayu seperti kamu
dan wataknya licik seperti saya–nah!
Ini kombinasi sempurna
Artinya ia berbakat masuk politik
Siapa tahu ia bakal jadi anggota parlemen
Atau bahkan jadi menteri
Paling tidak hidupnya bakal sukses di Jakarta

Rendra
Dari buku Sajak-Sajak Sepatu Tua, Pustaka Jaya, Jakarta, 1972.

NASKAH PUISI PESAN PENCOPET KEPADA PACARNYA

 

C.  PROSES UJIAN PRAKTIK (DEKLAMASI PUISI)

  •  Peserta ujian terlebih dahulu mengambil undian siapa yang akan lebih dulu maju.
  •  Penguji akan mengkonfirmasi no ujian serta kesiapan peserta uji 
  • Peserta uji dipersilahkan mendeklamasi puisi tanpa membaca teks
  • Peserta uji diberi kesempatan mengulang 1x apabila terjadi 'nervous'
  • Penguji memberikan skor/nilai terhadap presentasi deklamasi puisi peserta uji
  • Selanjutnya peserta uji lain maju untuk mendeklamasi puisi dan seterusnya.


D.   INDIKATOR PENILAIAN

a.    Gerak

Skor/Nilai (15-25)

     1

Gestur

10 – 15

     2

Penguasaan panggung

5 – 10

b.    Perwajahan

Skor Nilai (15-30)

     1

Mimik wajah

5 – 15

     2

Ekspresi

10 – 15

c.    Pengucapan

Skor Nilai (11-45)

     1

Lafal

5 – 15

     2

Intonasi

5 – 30

     3

Jeda

1 – 5

Nilai maksimal

100

  Catatan:

  • Pelafalan: Bagaimana peserta uji pengucapan kata atau bunyi bahasa.
  • Intonasi: Penggunaan variasi nada dalam pengucapan kalimat.
  • Mimik wajah: Peserta uji mempresentasikan perubahan ekspresi wajah untuk menunjukkan perasaan (tidak monoton)
  • Volume suaraTingkat keras atau lemahnya pengucapan kata atau bunyi.

                 



 

 

 

 

 

 

                Jakarta,     Februari 2025

                        Guru Bahasa Indonesia

                                Selaku penguji

 

 

 

                        Henro D. P.  Silaban, S. Pd.

 

Post a Comment

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak