Cerpen adalah salah satu bentuk dari karya sastra. Kita tahu bersama bahwa sastra itu adalah seni berbahasa. Dalam kaitan seni berbahasa, beberapa ragam karya sastra yang dapat ditemukan adalah puisi, prosa, dan drama. Prosa adalah karya sastra bentuk tulisan/karangan bebas yang tidak terikat dengan aturan rima, diksi, irama seperti yang berlaku di karya sastra puisi. Prosa sebagai salah satu bentuk dari sastra, terbagi menjadi dua jenis. Yaitu prosa fiksi dan non fiksi. Prosa fiksi merupakan karangan bebas yang dibangun oleh imajinasi pengarang. Sedangkan prosa non fiksi merupakan karangan yang dibangun dengan kalimat-kalimat opini maupun argumen ilmiah, serta memiliki data dan referensi yang jelas. Oleh karena itu, cerpen termasuk karya sastra apa?
Pada pembelajaran sastra kali ini, para peserta didik akan diajak untuk membaca cerpen serta menganalisis cerpen dengan menggunakan teknik analisis objektif (unsur intrinsik), unsur ekstrinsik, nilai-nilai kehidupan.
Untuk mengapresiasi suatu karya sastra berupa cerpen, para pembaca perlu melakukan analisis mendalam untuk menemukan kebermaknaan suatu cerpen tersebut. Analisis paling sederhana dan umum dilakukan adalah analisis objektif. Analisis objektif ini lazim disebut menganalisis unsur intrinsik atau unsur dalam cerpen/karya sastra. Untuk itu silahkan dicermati unsur intrinsik berikut.
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun suatu karya sastra dari dalam karya itu sendiri. Beberapa unsur intrinsik terdiri dari:
TEMA
Tema adalah pikiran pokok yang menjadi dasar utama dalam pengembangan suatu karya sastra. Tema juga disebut sebagai ide pokok pembuatan cerita. Suatu karya sastra disusun berdasarkan tema ataupun ide dari pengarang. Biasanya ide-ide inilah yang menjadi pokok perhatian sang pembaca. Beberapa ide yang biasa terdapat dalam suatu cerita adalah: Percintaan, Ketuhanan, kritik sosial, balas dendam, dll.
Tugas : Kembangkan penjelasan terkait tema menggunakan bahasa anda!
ALUR
Alur adalah rangkaian peristiwa dalam proses rekaan suatu cerita. Dengan daya hayal dan imajinasi pengarang ingin menciptakan keadaan cerita menjadi sebab atau akibat kejadian lain. Rangkaian peristiwa atau kejadian yang disusun sedemikian rupa tersebut itulah yang dinamakan alur atau plot (peristiwa cerita). Untuk memperjelas tentang pentingnya kedudukan plot atau alur ini, perhatikan pendapat beberapa ahli berikut. Seperti pendapat Hudson yang dikutip Nugroho mengatakan bahwa : “Plot adalah rangkaian kejadian dan perbuatan”. Pada umumnya alur cerpen terdiri dari :
a. Alur buka yaitu situasi yang mulai terbentang sebagai suatu kondisi permulaan yang akan dilanjutkan dengan kondisi berikutnya.
b. Alur tengah yaitu kondisi sudah mulai bergerak karena kondisi yang sudahmulai memuncak.
c. Alur puncak yaitu kondisi mencapai puncak klimaks peristiwa.
d. Alur tutup yaitu kondisi memuncak, sebelum mulai menampakkan pemecahan atau penyelesaian.
Tugas : Buatlah peta konsep terkait alur cerpen!
TOKOH dan PENOKOHAN
Sebuah cerpen atau teks rekaan fiksi haruslah berisi tokoh atau pelaku. Pelaku menjadi objek yang menjadi fokus perhatian pembaca yang dapat menarik perhatian pembaca cerpen. “Masalah penokohan dan perwatakan merupakan salah satu hal yang kehadirannya dalam sebuah cerpen amat penting dan bahkan amat menentukan karena tidak mungkin ada suatu karya cerita pendek tanpa ada tokoh yang bergerak yang akhirnya membentuk alur cerita”.Setiap pengarang menginginkan pembaca memahamitokoh-tokoh atau pewatakan tokoh yang ditampilkannya.
Ada 3 teknik pengenalan tokoh tokoh dalam suatu teks rekaan atau cerpen yaitu:
1)Dengan cara analitik, yaitu secara langsung menyebutkan dengan terperinci bagaimana pengarang atau watak para tokoh. Pengarang langsung menyampaikan tentang watak atau karakter para tokoh.
2)Dengan dramatik, yaitu pengarang secara tidak langsung menggambarkan watak para pelakunya, melainkan dengan cara :a.Melukiskan tempat atau lingkungan sang tokoh.b.Menceritakan percakapan sang tokoh dengan tokoh lain.c.Menceritakan perbuatan, tingkah laku atau reaksi tokoh terhadap suatu kejadian.
3)Dengan cara analitik dan dramatik, yaitu pengarang menggambarkan tokoh_tokoh itu dengan berbagai cara seperti yang telah disebutkan tadi. Baik secara langsung maupun tidak langsung.
LATAR (SETTING)
Latar berhubungan dengan masalah terjadinya cerita, waktu terjadinya dan situasi penceritaan. Latar atau landas tumpu (setting) cerita adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi. Untuk dapat melukiskan latar dengan tepat seorang pengarang haruslah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang keadaan tempat dan waktu yang akan dijadikan latar peristiwa yang diceritakan.Latar (setting)ini gunanya bukan saja memberikan gambaran dengan jelas tentang peristiwa yang terjadi, sering juga memberikan gambaran tentang watak pelaku.
Sumardjo mengatakan : “ Settingatau latar belakang bisa berarti banyak yaitu tempat tertentu \ akibat situasi lingkungan atau zamannya,cara hidup tertentu, cara berpikir tertentu”.
SUDUT PANDANG
Sudut pandang adalah posisi dan penempatan diri pengarang dalam ceritanya, atau dari mana pengarang melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita tersebut. Rusyana mengatakan : “Point of view pada dasarnya adalah visi pengarang, atinya sudut pandang yang diambil pengarang untuk melihat kejadian suatu cerita”.
Ada empat macam sudut pandang yang dipakai pengarang dalam cerpen, yaitu :
1)Pelaku sebagai orang pertama atau tokoh utama yaitu bercerita tentang keseluruhan kejadian atau peristiwa terutama yang menyangkut diri tokoh.
2)Pengarang sebagai tokoh bawahan, jadi pengarang yang menentukan cerita tokoh utama, dan pengarang terlibat pula dalam cerita itu.
3)Pengarang hanya sebagai pengamat yang berada di luar cerita.
4)Campuran, kadang-kadang pengarang hanya betindak sebagai pengamat tapi kadang-kadang berusaha juga menyelam ke dalam cerita.
GAYA BAHASA
Gaya bahasa merupakan ciri khas seorang pengarang. Gaya bahasa dalam cerpen meliputi gaya dalam penulisan/pemaparan dan gaya penggunaan bahasa. Gaya dalam penulisan mempunyai hubungan yang erat dengan kebiasaan rasa indahnya pengarang. Gaya yang pertama ini berkenaan dengan darimana ia mulai menulis, dari awal hingga akhir mengikuti ukuran kronologis atau malah sebaliknya (flash back). Gaya kedua meliputi begaiman pemilihan kata (diksi), bagaimana pengungkapan dan gaya bahasa mana yang menonjol dalam cerpen itu.
Berhasil tidaknya seorang pengarang cerpen justru tergantung dari kecakapannya mempergunakan gaya yang serasi dalam karyanya. Seperti yang dikatakan Sumardjo bahwa gaya bahasa adalah cara khas pengungkapan seseorang. Cara bagaimana seseorang memilih tema persoalan, meninjau persoalan dan menceritakannya dalam sebuah cerpen, itulah gaya pengarang itu sendiri.
Tugas: Carilah gaya bahasa yang biasa digunakan oleh pengarang dalam suatu cerpen!
Post a Comment