Di matamu, aku menemukan bintang-bintang
Yang bersinar lebih terang dari malam,
Namun, aku tahu, bukan aku yang membuatnya menyala
Itu Tuhan, yang menciptakan sinarmu,
yang menghidupkan setiap harapan.
Kau adalah rahasia di balik angin yang berbisik,
Seperti pohon yang tak terlihat akarnya,
Namun akar itu tumbuh dalam diam,
Memeluk tanah dengan cinta yang hanya Tuhan yang tahu.
Aku mencintaimu bukan dengan tangan manusia,
Bukan dengan kata-kata yang terbatas waktu,
Melainkan dengan doa yang mengalir di malam sunyi,
Seperti sungai yang mengalir tak terputus,
Bersandar pada kehendak Tuhan yang Maha Kuasa.
Setiap detik bersamamu adalah takdir yang ditulis-Nya,
Cinta ini seperti api yang menyala tanpa padam,
Namun, aku tahu—meski aku ingin memilikimu,
Hanya Tuhan yang tahu kapan kita akan bersatu.
Kau adalah harapan yang kutitipkan dalam doa,
Seperti bintang yang jatuh, aku memohon pada-Nya:
“Jika ini jalan yang Engkau rencanakan, Bimbing kami dengan kasih-Mu yang tak terukur.”
Aku mencintaimu dengan segala yang ada,
Tapi aku juga tahu, cinta ini adalah misteri-Nya.
Seperti pelangi setelah hujan, Kita tak tahu kapan akan terlihat
Namun, aku akan menunggu,
Karena aku percaya Tuhan telah menyiapkan jalan kita.
Tuhan, ajari aku untuk mencintainya lebih dalam,
Dengan sabar, dengan pengertian, dan dengan iman,
Karena dalam setiap cinta yang tulus,
Ada jejak Tuhan yang tak pernah salah.
Jambi, 23 Desember 2024
Henro Dedy Putra Silaban
Post a Comment