ilustrasi upacara bendera |
Assalamualaikum
Syalom
Om swastyastu
Namo buddhaya
Salam Kebajikan
Yang terhormat Bapak/Ibu kepala SMA/K ......
Yang saya Hormati Bapak/ibu guru dan staf ....
dan yang saya kasihi para peserta didik SMA/K .....
Selamat pagi dan salam sehat untuk kita semua
Puji dan syukur kita ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
Karena atas berkat dan ridhoNya kita dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat
Pertama-tama, saya ingin mengapresiasi para petugas upacara yang telah malaksanakan tugasnya dengan baik. tentu tidak sempurna, karenanya proses pembelajaran terus berlangsung dalam setiap tugas-tugas yang ada. Semoga dengan melakukan evaluasi dan refleksi, dapat membuat para peserta didik semakin sempurna dalam menjalankan tugasnya.
Kali ini saya akan menyampaikan amanat berupa pidato dengan tema Pentingnya Adab Peserta didik Sebagai manifestasi Pelajar Pancasila
Anak-anakku yang terkasih,
Akhir-akhir ini banyak kita perhatikan perilaku para peserta didik yang kurang terpuji dan menjadi perhatian kita bersama. Perilaku yang kurang sopan terhadap guru dan orang tua, tutur kata yang tidak santun, serta sikap jujur yang semakin memudar.
Padahal kita tahu, dalam alinea kedua butir Pancasila jelas tertuang "kemanusiaan yang adil dan beradab". Artinya apa? kita sebagai manusia haruslah menjungjung tinggi keadilan dan memiliki adab yang patut dicontoh.
Khususnya kita sebagai manusia terpelajar, kita tentu tidak asing dengan kalimat "ADAB DULU BARU ILMU PENGETAHUAN". Maksudnya, Orang yang berilmu pengetahuan belum tentu beradab, tetapi orang yang beradab sudah pastilah memiliki ilmu pengetahuan.
Seperti apa adab yang dimaksud?
Salah satunya menghormati orang tua dan guru. guru adalah orang tua kalian di sekolah, sekaligus orang yang berperan dalam menyalurkan ilmu pengetahuan kepada kalian. Sedangkan orang tua di rumah adalah guru pertama dan utama kalian serta berperan dalam memastikan kalian hidup serta bertumbuh dengan baik. Lalu tidakkah berdosa apabila kita tidak menghormati orang tua kita dan guru kita?
Menghormati orang tua atau guru tidak harus dilakukan dengan memberikan hormat setiap kali bertemu. Namun tutur kata yang santun dan gerak badan maupun mimik wajah yang sopan tentu mampu menciptakan budaya yang beradab.
Apalagi kita yang sudah masuk pada era digital. tantangan moralitas menjadi sangat krusial. bagaimana tidak? Awalnya sumber kesantunan yang dulunya kita dapat melalui mulut sekarang sudah bertransformasi ke jari kita. Jari kita sangat gampang sekali melontarkan kalimat hujatan atau kritik yang tidak terpuji kepada orang lain. hal inilah yang menjadi titipan saya kepada kalian. Agar lebih bijak juga dalam menyampaikan pesan atau informasi melalui jejaring digital.
Kemudian, Sikap jujur juga menjadi tantangan kita. Ketika guru memberikan tugas, banyak peserta didik tidak mengerjakan dengan jujur. Ada yang menyontek atau menyalin dari teman, ada yang menyalin dari AI (Chat GPT), atau Brainly. Hal ini juga berlaku saat adanya tes ulangan harian dan sebagainya. Sikap kurang terpuji ini saya harapkan mulai dihilangkan. Karena percuma mendapat nilai yang baik, namun tidak mampu dipertanggungjawabkan ketika kalian lulus nanti.
Akhirnya, saya saya sangat mengharapkan adanya perubahan yang cukup signifikan yang bisa kami lihat setelah upacara ini berakhir. Semoga apa yang saya sampaikan dapat diterima dan bermanfaat untuk kehidupan kita kedepan.
Sekian dan terima kasih
Upacara dapat diteruskan
Post a Comment