aoUhVj1sFfXbUTRIyoVNm2UnxJxRFaPgs25Tl7uL

Followers

Widget HTML #1

Widget HTML (label produk)

Widget HTML (label jasa)

Widget HTML #3

Menu Halaman Statis

Bookmark

MENGGALI INFORMASI DARI BUKU FIKSI

    Mungkin anda pernah dengar cerita Siti Nurbaya, atau mungkin juga anda mendengar cerita Sangkuriang. Menurut anda cerita tersebut apakah cerita yang menggambarkan kejadian yang sebenar-benarnya. atau hanya dikembangkan oleh imajinasi yang dibantu pengaruh kehidupan sosial masyarakat dikala itu.

Untuk itu, kita akan membahas tentang buku-buku yang memuat cerita-cerita di atas.

Apakah buku fiksi itu?

https://shopee.co.id/BUKU-NOVEL-FIKSI-NON-FIKSI-i.120806514.1895014873


Buku fiksi merupakan buku yang memuat kejadian tentang kehidupan berdasarkan hasil dari rekayasa imajinasi pengarang. Kejadian-kejadian tersebut bukan dari kejadian yang sebenarnya, namun hanya sebatas rekaan atau khayalan belaka. Sedangkan buku non fiksi merupakan kebalikan dari buku fiksi. Dalam buku non fiksi menjelaskan kejadian yang sebenarnya terjadi, dan hasilnya berupa pendapat atau opini atau penelitian seorang penulis(ilmiah).

Ide, gagasan dari pengarang boleh saja bersumber dari fakta dalam kehidupan sehari-hari. Namun fakta tersebut, diolah/dibumbui dan dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kemampuan imajinasi pengarang. Meskipun kisah yang disajikan dalam buku fiksi seperti yang sebenarnya, buku fiksi tetap menyajikan peristiwa atau kejadian berdasarkan rekaan pengarang. Contoh beberapa buku fiksi seperti buku tentang anak, dongeng, novel, cerita pendek (cerpen), fabel, atau buku naskah drama. Sementara itu contoh daripada buku non fiksi seperti buku ilmiah penelitian, buku tentang pelajaran, buku tentang ensiklopedia, buku kumpulan esay, jurnal, buku dokumenter, buku tentang biografi seseorang, dan buku tentang laporan ilmiah (skripsi, tesis, makalah, dll).

Ciri-Ciri Buku Fiksi 

1. Buku fiksi tentu ditulis dengan cara rekaan (imajinatif)
2. Cenderung menggunakan kata-kata konototaif, meskipun tentu tetap ada menggunakan kata denotatif.
3. Bentuk ceritanya seperti novel, cerpen, dongeng yang dibangun oleh 2 unsur yaitu, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK YANG MEMBANGUN CERITA

Unsur Intrinsik

1. Tema, Merupakan ide atau gagasan pokok dalam cerita. Tema memiliki peran penting sebagai ide yang paling mendasar dalam sebuah cerita. Ada beberapa jenis tema yang dapat membangun cerita seperti tema kejujuran, persahabatan, perjuangan, pendidikan, dan lain-lain.
2. Alur atau Plot,  Merupakan jalinan peristiwa yang membangun cerita yang terdiri dari perkenalan, konflik, klimaks, dan anti klimaks hingga resolusi. Alur dibagi jenisnya menjadi 3 yaitu, alur maju (sesuai dengan urutan), alur mundur (tidak sesuai dengan urutan), dan alur campuran (perpaduan alur maju dan alur mundur).
3.  Tokoh, Merupakan pelaku dalam cerita. Tokoh dapat dibagi menjadi tokoh antagonis (tokoh yang jahat), tokoh protagonis (tokoh yang baik), dan tokoh tirtagonis (tokoh campuran).
4. Latar, Merupakan keterangan yang menunjukan tempat, waktu dan suasana yang digunakan dalam cerita. Misalnya berkaitan dengan tempat (dirumah, sekolah, kantor), yang menunjukkan waktu (pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari), sedangkan yang menunjukkan suasana yang dialami oleh tokoh (sedih, senang, gembira, terharu).
5. Sudut Pandang, Merupakan posisi pengarang dalam cerita. Seorang pengarang memiliki kebebasan untuk memposisikan dirinya dalam cerita. Pengarang bisa menggunakan kata ganti saya atau aku sebagai tokoh utama dan tokoh yang berada diluar seperti kata ganti dia atau dia.
6. Gaya Bahasa, Merupakan cara pengarang dalam menyajikan sebuah cerita. Hal ini terkait dengan penggunaan bahasa. Apakah banyak yang menggunakan bahasa yang bersifat konotasi atau bahasa denotasi.
7. Amanat, Merupakan pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat memiliki kaitan sangat erat dengan konflik. Oleh karena itu amanat dapat disampaikan secara tersirat maupun tersurat.

Unsur Ekstrinsik

 Unsur ekstrinsik yang membangun cerita adalah
1. Bahasa (bahasa yang identik dengan kondisi sosial dalam cerita)
2. Latar belakang pengarang (mempengaruhi arah tulisan atau tema-tema yang akan ia angkat dalam karangannya
3. Nilai-nilai dalam buku fiksi
Nilai moral
Nilai religius
Nilai budaya
Nilai kepahlawanan
Nilai sosial
Nilai politik

UNSUR-UNSUR PENYUSUNAN BUKU FIKSI

1. Cover buku, informasi yang dimuat dalam cover buku biasa  judul, penerbit, penyusun (penulis, tahun terbit buku) dan konponen lainnya seperti gambar yang relevan dengan isi buku yang tentu bermanfaat dan dapat menarik perhatian calon pembaca. Gaya bahasa dalam cover buku tidak begitu kaku yang artinya bisa juga menggunakan bahasa yang tidak baku.
2. Pokok Bab Buku, Disini kamu akan mendapatkan informasi mengenai kata pengantar. Nah, di dalam kata pengantar, biasanya penulis akan memberikan deskripsi mengenai isi buku dan ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu. Pada pokok bab buku fiksi, kata pengantar dan ucapan terima kasih tersebut biasanya dibuat singkat dengan penggunaan gaya bahasa.
3. Tema, Unsur ini penting bagi jalannya cerita fiksi. Tema merupakan gagasan pokok dalam sebuah karya tulis. Dari tema inilah bisa dijabarkan arah cerita akan kemana sehingga isi cerita terstruktur dan tetap sesuai tema.
4. Penokohan dan Perwatakan, Tokoh adalah unsur yang sangat penting bagi cerita fiksi. Tokoh menjadi gambaran setiap individu di dalam cerita lengkap dengan karakternya(penokohan). Nah, berbicara mengenai karakter, dalam penokohan itu ada karakter protagonis yang digambarkan dengan tokoh utama/baik, antagonis (yang menentang protagonis biasanya digambarkan dengan watak jahat), dan tritagonis (tokoh pembantu protagonis).
5. Bahasa Yang digunakan, Bahasa yang digunakan pada buku fiksi umumnya menggunakan bahasa konotatif atau makna kata yang tidak sebenarnya. Karena tujuan utama dari buku fiksi adalah sebagai hiburan, jadi bahasa yang digunakan juga harus indah dan menghibur. Untuk itu dapat menggunakan majas seperti personifikasi, metafora, hiperbola, dll.

Contohnya pada kalimat berikut ini yang menggunakan majas personifikasi (benda mati seperti layaknya manusia/hidup)

6. Cara Penyajian Cerita, Untuk membentuk sebuah karya fiksi yang menghibur diperlukan penyajian alur yang menarik.

Alur maju memiliki jalan cerita yang peristiwanya dimulai dari awal hingga akhir, jadi berurutan gitu, guys. Kemudian ada alur mundur, jalan ceritanya dimulai dari akhir ke awal. Jadi, di alur mundur, penulis memulai cerita dengan konflik, sehingga alur cerita mundur untuk melihat masa lalu/kilas balik untuk mendapatkan penyelesaian. Sedangkan alur campuran merupakan gabungan alur maju dan mundur. Pada alur campuran, penulis memulai ceritanya di tengah, sehingga ada kilas balik dan masa depan.
Post a Comment

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak