Materi Puisi kelas X SMA/K

https://tes.borneonews.co.id/berita/44636-gugah-keindonesiaan-kita-ingin-sekali-kita-menjerit

Mari baca puisi berikut!

Tragedi Winka dan Sihka

Kawin

Win

Winka

Sihka

Sih

Karya: Sutardji Kalzoum Bachri

Setelah anda membaca puisi di atas, anda mulai memikirkan tentang puisi dan maksud puisi di atas bukan? Namun sebelum kita mendiskusikan yang anda mulai pikirkan, kita terlebih dahulu harus memahami definisi dari puisi.

PUISI adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah nan kaya akan makna yang tersusun atas struktur fisik dan struktur batinya. kekayaan makna dalam puisi itu tersusun kedalam baris (larik) dalam bait puisi. Untuk memperkaya pemahaman kita, coba kita baca juga beberapa definisi puisi menurut para ahli berikut.

1. Menurut Rahmat Joko Pradopo, puisi adalah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, membangkitkan imajinasi panca indera dalam suasana yang berirama

2. Menurut Samuel Jhonson, puisi adalah seni penyatuan kesenangan dengan kebenaran melalui sentuhan imajinasi yang bernalar

3. Menurut Sumardi, puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan , dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata yang kias (imajinatif)

Itulah beberapa tambahan yang dirangkum dari berbagai sumber, yang kita harapkan dapat memperkaya ilmu kita.

Selanjutnya, mari kita bahas jenis-jenis puisi. Puisi ada 2 jenis yaitu, puisi lama dan puisi modern

A. Puisi Lama

puisi jenis ini tersusun berdasar situasi, topik, amanat, serta perasaan. Puisi lama di Indonesia mempunyai ciri – ciri khusus yaitu bahasa yang dipakai terikat dengan irama, matra, rima, serta membuatannya begitu terikat dengan larik serta bait.

irama = alunan bunyi berdasarkan tinggi/rendah, panjang pendek, lalu keras dan lembutnya ucapan bunya perlarik

rima= bunyi yang dihasilkan oleh bunyi huruf atau persamaan bunyi yang dihasilkan oleh huruf didalam larik puisi

matra= ukuran banyaknya tekanan irama didalam puisi

contoh dari puisi lama antara lain:

Gurinda, syair, pantun, seloka, tarmina, talibun, dan mantra.

B. Puisi Baru

Puisi jenis ini biasanya dihasilkan tanpa memperhatikan bait, irama, rima. Hanya saja puisi ini mengandung dua pokok utama yaitu unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik erat hubungannya dengan pemilihan kata atau diksi, bahasa figuran atau majas, serta pengimajinasiannya agar kata-kata yang dimaksudkan dapat ditangkap menggunakan imajinasi penikmat puisi tersebut.

Ciri-Ciri Puisi

Ciri-ciri Puisi dapat dilihat dari unsur – unsur bahasa yang harus dirapikan, diperindah, serta ditata sebaik-baiknya dengan memerhatikan irama serta bunyi. Bahasa yang dimuat berbentuk konotatif. Puisi mengungkap fikiran serta perasaan dari penyair berdasar pada pengalaman serta berbentuk imajinatif.

Struktur Fisik Puisi

1. Tipografi disebut juga perwajahan puisi, artinya tipografi memuat tata letak kata, pengaturan baris, hingga pemakaian huruf kapital yang tidak selalu diawal baris/awal kalimat. Disinilah bisa dilihat secara langsung dengan mata kita unsur fisik puisi tersebut. Beberapa puisi ada yang ditulis dengan rata kiri, rata kanan, rata tengah(center), ada juga puisi yang ditulis dengan bentuk zig-zag.

Pada contoh puisi di atas adalah salah satu contoh puisi dengan model perwajahan puisi secara zig-zag. Dengan tipografi juga dapat memberikan makna tersirat puisi tersebut kepada pembacanya. Misalnya dalam puisi tragedi winka dan sihkan, baris-baris yang membentuk zig-zag maknanya apa?
(Silahkan isi dikolom komentar jawaban anda ya 😁😁 )

2. Diksi atau disebut juga pilihan kata, artinya dalam penulisan puisi, penyair tentu memilih kata-kata yang bisa mengekspresikan batinnya kedalam bentuk kalimat yang indah.

Jika kita lihat penggunaan diksi dari puisi di atas, Permainan Bahasa dalam puisi tersebut pun mempunyai makna tersendiri. Kata “kawin” mempunyai maksud perkawinan antara laki-laki dengan perempuan, sehingga menunjukkan simbol kebahagiaan bagi kedua mempelai, sedangkan kata “winka” itu perpisahan antara keduanya. Kata “Kawin” adalah persatuan, jika dibalik menjadi “winka” adalah perceraian. “Kasih” itu berarti cinta, jika dibalik “sihka” kebencian. Bila “kawin” dan “kasih” menjadi “winka” dan “sihka” berarti berkaitan dengan peristiwa dalam kehidupan. Peristiwa tersebut dimulai ketika terjadi “kawin” dan “kasih”. Kemudian seiring berjalannya waktu tidak dapat dipertahankan lagi hingga berubah menjadi winka dan sihka (perceraian dan kebencian). Kemudian terpecah sehingga ada kata ‘sih’ merupakan kata yang tidak mempunyai arti sehingga menunjukkan kehidupan menjadi sia-sia belaka. Cobaan itu kembali datang yang benar-benar memisahkan antara ka dan sih. Keduanya hidup masing-masing. Akhirnya perkawinan tersebut berujung pada sebuah kematian dan kembali pada Tuhan ditandai dengan penggunaan huruf kapital pada kata Ku diakhir puisi.

3. Imaji (Citraan) artinya dalam sebuah puisi haruslah menggunakan rangkaian kata yang menggugah pengalaman imajinasi atau menimbulkan angan-angan. efek yang ditimbulkan oleh kata-kata tersebut menjadi sebuah angan-angan itu disebut imajinasi.

jenis citraan :

a. Citra visual (harapanku seperti kembali sesaat pelangi datang sehabis hujan)

b. citra auditif (bagaimana mungkin diriku hanya menangis tersedu-sedu, kalah dari burung yang dengan bahagianya berkicau seperti bernyanyi kemenangan

c. Citra kinestetik (aku beranjak maju menuju istana cintaku)

d. Citra Peraba (Rindu berat membuatku merasakan jemarimu sesaat aku menulis surat untukmu)

e. Citra Penciuman (aku tentu tidak lupa aroma tubuh yang dulu meneman tidurku)

f. Citra pengecap (Ibu sudah merasakan asam manis hidup)

4. Majas (gaya bahasa) artinya gaya bahaya yang berbentuk kiasan. Bahasa kiasan ini digunakan oleh para penyair untuk mengemukakan maksud penyair dalam membuat puisi, kalimat yang disusun dengan bahasa yang biasa-biasa berarti bukan puisi melainkan teks. Dengan majas, bahasa dalam puisi itu dapat menimbulkan banyak makna. Jenis-jenis majas ini adalah, hiperbola, ironi, litotes, metafora, personifikasi, dll (ada 54 majas)

5. Rima bunyi yang dihasilkan oleh bunyi huruf atau persamaan bunyi yang dihasilkan oleh huruf didalam larik puisi

Struktur Batin Puisi

1. Tema atau Sense adalah pokok pikiran yang dimuat oleh penyair dalam puisi. Puisi dimuat harus berdasarkan pokok pikira terlebih dahulu, agar puisi tersebut arah dan tujuannya jelas.

2. Rasa atau feeling, sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang akan disampaikan. Perasaan penyair dapat diketahui dari penggunaan kata-kata dalam tiap baris puisinya.

3. Nada/tone sangat erat hubungannya dengan suasana. artinya susana pembaca ditimbulkan akibat efek psikologi dari isi puisi tersebut, puisi kemarahan akan memberikan efek nada marah pada pembacanya.

4. Amanat, Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair puisi kepada pembacanya. Amanat dapat ditangkap berbeda oleh pembacanya tergantung bagaimana pembaca memaknai setiap diksi dalam puisi tersebut.