Materi Ajar Puisi
Kompetensi Dasar
Pengetahuan
|
Keterampilan
|
Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang
terkandung dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca
|
Mendemonstrasikan (membacakan
atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi
dengan memerhatikan vokal, ekpresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan
tempo)
|
Menganalisis unsur pembangun puisi
|
Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya
bahasa, imaji, struktur, perwajahan)
|
A. Contoh Teks (Fakta)
Berikut ini contoh puisi.
TITIP RINDU BUAT AYAH
Karya Ebiet G. Ade
Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras namun kau tetap tabah hm... Meski nafasmu kadang tersengal memikul beban yang makin sarat kau tetap bertahan Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari kini kurus dan terbungkuk hm... Namun semangat tak pernah pudar meski langkahmu kadang gemetar kau tetap setia Ayah, dalam hening sepi kurindu untuk menuai padi milik kita Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan Anakmu sekarang banyak menanggung beban Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari kini kurus dan terbungkuk hm... Namun semangat tak pernah pudar meski langkahmu kadang gemetar kau tetap setia |
B. Pengertian Teks (Konsep)
Teks di atas disebut sebuah puisi.
Disebut puisi karena disajikan dalam bahasa yang indah dan maknanya tidak
sebenarnya dan mendalam. Selain itu, teks di atas memiliki rangkaian kata-kata
yang menggambarkan perasaan penulis (penyairnya). Oleh karena itu, yang
dimaksud dengan puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan
kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan bayangan dan
imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam
menggambarkan gagasan pelukisnya.
Mendemonstrasikan puisi
a. Membacakan Puisi
Puisi tidak hanya dinikmati dengan membaca
sendirian tapi bisa juga dibacakan. Membacakan puisi adalah menyampaikan karya puisi dengan
bahasa lisan. Istilahnya
sama dengan deklamasi. Seorang pembaca puisi
yang hebat mampu menjiwai puisi yang dibacakan dengan baik. Oleh karena itu,
pendengar akan dapat merasakan suasana puisi tersebut serta mampu menangkap
makna puisi yang disampaikan penyairnya. Hal itu akan tercapai ketika pembaca
puisi tidak hanya mengandalkan permainan vokal tetapi juga memerhatikan
ekspresi, intonasi, dan gerakan tubuhnya saat membaca puisi.
Vokal
Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal ialah
artikulasi (kejelasan pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam
mendemonstrasikanpuisi sangat dibutuhkan. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/,
/e/, /o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas terdengar, demikian pula
dengan bunyi-bunyi konsonan.
Ekspresi
Ekspresi ialah pengungkapan atau usaha menyatakan (yaitu memperlihatkan
atau menyatakan maksud, gagasan, dan perasaan). Ekspresi mimik atau perubahan
raut muka harus ada tapi haruslah sesuai dengan kebutuhan dalam menampilkan
gagasan puisi secara tepat.
Intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)
Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya
pengucapan suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik
(tekanan pada kata-kata yang dianggap penting) dan teknanan tempo (cepat lambat
pengucapan suku kata atau kata).
TITIP RINDU BUAT AYAH
Karya Ebiet G. Ade
Di matamu/ masih tersimpan/ selaksa peristiwa//
Benturan dan hempasan/ terpahat di keningmu// Kau nampak tua dan lelah, keringat /mengucur deras// namun kau/ tetap tabah// hm... Meski nafasmu /kadang tersengal/ memikul beban/yang makin sarat// kau tetap/ bertahan// Engkau/ telah mengerti /hitam dan merah/ jalan ini// Keriput/ tulang pipimu/ gambaran perjuangan// Bahumu/ yang dulu kekar, legam/ terbakar matahari// kini/kurus dan terbungkuk// hm... Namun/ semangat/ tak pernah pudar// meski langkahmu/ kadang gemetar// kau/ tetap setia//
Ayah, dalam hening/ sepi /kurindu//
untuk/ menuai padi/ milik kita// Tapi kerinduan/ tinggal/ hanya kerinduan// Anakmu sekarang/ banyak menanggung beban// Engkau/ telah mengerti/ hitam dan merah/ jalan ini// Keriput tulang pipimu/ gambaran perjuangan// Bahumu/ yang dulu kekar, legam terbakar/ matahari// kini kurus/ dan terbungkuk// hm... Namun/ semangat/ tak pernah pudar// meski/ langkahmu/ kadang gemetar// kau/ tetap setia// |
b. Memusikalisasikan
puisi
Puisi juga dapat dinyanyikan dengan
iringan musik. Itulah yang disebut dengan musikalisasi puisi. Contohnya puisi
“Titip Rindu buat Ayah” bisa dinyanyikan dan menjadi lagu popular. Dengan
demikian, memusikalisasikan puisi adalah menyanyikan puisi dengan diiringi
musik, dapat berupa iringan musik yang lengkap maupun iringan salah
satu jenis alat musik. Musikalisasi puisi juga bisa merupakan pembacaan puisi
diiringi musik atau gabungan antara keduanya.
C. Ciri-ciri Teks (Prinsip)
1. Fungsi
Setelah
membaca puisi “Titip Rindu buat Ayah”, kita merasa senang dengan keindahan
bahasa yang digunakannya. Misalnya: // Di matamu masih tersimpan
selaksa peristiwa // Benturan dan hempasan
terpahat di keningmu//. Dengan demikian, ternyata puisi dapat
berfungsi menghibur pembacanya.
Selain
itu, puisi mampu membuat pembaca merenung dan memperbaiki prilakunya. Puisi
“Titip Rindu buat Ayah”, mampu membuat pembaca merenungi perubahan fisik ayah
yang semakin tua karena berjuang keras membesarkan anaknya. Pembaca menjadi
makin sayang terhadap ayah apalagi kalau mengingat keriputnya kening, kulit,
dan bungkuknya punggung karena perjuangannya membesarkan anak. Perenungan dan
pencerahan jiwa itu merupakan fungsi puisi.
2. Struktur
Jika
diperhatikan dan dicermati kembali puisi-puisi yang telah dibaca, di dalamnya
terdapat struktur yang membangunnya. Contoh dalam puisi “Titip Rindu buat Ayah”
terdapat struktur/bagian yang membangunnya, yaitu :
a. Terdapat baris-baris yang mana baris ini
tidak sama dengan baris yang biasa dikenal dalam teks lain. Dalam puisi, baris
ini disebut larik. Contoh puisi di atas terdiri dari 25 larik.
b. Terdapat kumpulan larik yang memiliki
kesatuan makna yang disebut bait. Dalam contoh puisi di atas terdapat empat
kumpulan larik. Dengan demikian, puisi tersebut memiliki empat bait.
c. Larik-larik puisi dari
awal sampai akhir tampak membentuk tipe gambar tertentu. Contoh puisi di atas
membentuk segi empat yang bisa dilihat dan dicermati. Itulah tipografi puisi yang bisa
memberi makna tambahan dan bentuknya bisa didapati pada jenis puisi konkret.
Tipografi bentuknya bermacam-macam antara lain berbentuk grafis, kaligrafi,
kerucut dan sebagainya.
3. Kebahasaan
Ciri khas kebahasaan puisi yang
membedakannya dengan jenis teks lain yaitu:
a. Menggunakan majas
metafora
Puisi
mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung sehingga penyair menggunakan majas
metafora untuk menggambarkan maksudnya tersebut. Salah satunya adalah majas
metafora. Metafora merupakan bahasa
figuratif yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainya yang pada
dasarnya tidak serupa. Contoh : Engkau telah mengerti
hitam dan merah jalan ini
b. Menggunakan majas
hiperbola
contohnya: hiperbola digunakan untuk menyatakan begitu beratnya beban yang
harus dipikul oleh ayah yang dilukiskan dengan /memikul beban yang makin
sarat/.
c. Menggunakan kata
konkret
dalam puisi, biasanya pengarang
menggunakan kata konkret untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana
batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Dalam contoh puisi
di atas terdapat dalam larik /Benturan dan hempasan/ terpahat di
keningmu//
D. Prosedur Pembelajaran
(sesuai KD)
1. Mengidentifikasi Suasana, Tema,
dan Makna Puisi
Sebelum
mengidentifikasi komponen penting dalam puisi terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk menentukan komponen penting puisi, yaitu :
a. suasana
dalam puisi yang dibacakan;
langkah-langkah yang
dilakukan agar mampu menentukann suasana dalam puisi yang dibacakan yaitu
mencermati puisi dengan saksama. Ketika mencermati tersebut, perhatikan juga pilihan kata (diksi) dalam
puisi yang dibaca untuk mengetahui isi puisi. Diantara
kata-kata atau larik-larik yang membangun puisi itu ada yang menyentuh perasaan
maka larik-larik yang membuat perasaan tersentuh itu dicatat. Kemudian
timbullah perasaan setelah mendengarkan puisi tersebut. Perasaan
itu bisa berupa perasaan sedih, marah, bangga, dan sebagainya. Dengan begitu,
suasana sudah dapat ditentukan.
b. Tema
dalam puisi,
Dalam menentukan tema puisi, terdapat prosedur yang
bisa dilakukan yaitu dengan merunut kata-kata yang berulang. Kata-kata yang
berulang itu merupakan inti puisi. Akhirnya inti puisi yang
merupakan tema dapat disimpulkan dengan menyertakan alasan-alasan yang
mendukung tema.
c. Makna
dalam puisi,
Ketika hendak menentukan makna puisi, langkah-langkah
berikut ini akan membantu yaitu pertama kali carilah larik-larik yang mendukung
makna. Kemudian maknai masing-masing larik tersebut. Berdasarkan makna
larik-larik tersebut dapat disimpulkan makna puisi secara utuh.
2. Cara Membacakan Puisi
Selain
mengidentifikasi komponen puisi, terkadang perlu membaca puisi untuk lebih
memahami puisi. Agar penjiwaan, ekspresif, dan volume suara tepat dan
mengena saat pembacaan puisi, langkah awal yang harus dan mutlak dilakukan
adalah membaca dan memahami isi puisi. Pemahaman
terhadap isi puisi ini tidak hanya untuk mendapatkan tafsir makna
terhadap puisi yang akan dibacakan melainkan juga untuk menentukan bagaimana
lafal, nada, tekanan serta intonasi diucapkan saat pembacaan puisi.
Memusikalisasikan
Puisi
Sebelum memusikalisasikan atau
menyanyikan puisi dengan diiringi musik, lakukanlah langkah-langkah sebagai
berikut :
pahamilah suasana,
tema, dan makna puisi tersebut
Pemahaman ini didapatkan setelah mengidentifikasi komponen puisi yaitu
suasana, tema dan makna puisi.
Setelah
memahami komponen puisi, buatlah aransemen sederhana berdasarkan suasana,
tema, dan makna puisi tersebut.
Kemudian
berlatihlah menyanyikan puisi tersebut dengan iringan aransemen yang telah
dibuat.
2. Menganalisis unsur
pembangun puisi
Untuk menganalisis unsur pembangun
puisi, ada beberapa langkah yang harus dilakukan:
Memahami
makna judul
Pertama kali yang dibaca dalam puisi
adalah judul. Judul merupakan identitas atau cap sebuah puisi. Biasanya
judul sudah memberikan gambaran isi sebuah puisi secara garis besar. Mursal
Esten mengibaratkan judul sebagai sebuah lubang kunci untuk menengok makna
keseluruhan puisi itu. Bahkan melalui judul tersebut dapat terbuka makna yang
ada dalam sebuah puisi. Untuk memahami makna sebuah judul, harus
dicari dulu makna lugasnya. Usahakan memahami makna kata, frase, atau
kalimat demi kalimat. Untuk mencari makna judul sebuah puisi, sebaiknya menggunakan
makna baku terlebih dahulu seperti yang ada dalam kamus. Setelah itu baru
mencari makna tambahannya.
Memahami
Makna Kata Kunci
Dalam setiap puisi terdapat beberapa
kata yang menentukan makna puisi itu. Kata-kata seperti itu dinamakan kata
kunci. Kata kunci adalah kata yang sering diulang penyair dalam puisinya,
misalnya kata yang menunjukan waktu dan tempat, kata-kata asing, atau kata-kata
yang sengaja diberi perhatian khusus oleh penyair dengan memberi garis bawah,
mencetak miring, dan sebagainya.
Makna kata dalam sebuah puisi meliputi
makna lugas atau makna leksikal, makna citraan atau makna imaji, dan makna
lambang. Jadi untuk memahami puisi, ketiga makna tersebut harus diungkapkan.
Makna Lugas
Makna lugas adalah sebuah kata, frase, atau kalimat yang maknanya sesuai
dengan makna leksikal atau makna yang terdapat dalam kamus. Beberapa
kata mungkin perlu dicari maknanya di dalam kamus agar makna kata
tersebut bisa dipahami dengan baik.
Makna Citraan atau Makna Imaji
Dalam memilih sebuah kata, seorang penyair tidak hanya bermaksud
menyampaikan makna lugas saja. Lebih dari itu, penyair membentuk citraan atau
imaji tertentu pada pikiran pembacanya. Makna yang ditimbulkan itu disebut
makna citraan atau makna imajis.
Makna Lambang
Penyair seringkali memberi beban pada kata tertentu melebihi makna yang
biasa dikandung makna kata tersebut. Dalam puisi, sebuah kata dapat saja
merupakan lambang dari sesuatu di samping memiliki makna yang biasa.
Beban tambahan itu disebut makna lambang sebuah kata. Pembaca harus berupaya
untuk menyingkapkan makna lambang sebuah kata dalam puisi dengan beberapa
kemungkinan yang ada.
Mengusut
Rujukan Kata Ganti
Penyair sering menggunaka kata ganti,
kata penyapa, atau nama seseorang dalam puisinya. Penggunaan kata-kata tersebut
sering secara tiba-tiba, tanpa diberi tahu siapa yang dirujuk dengan kata-kata
tersebut. Pembaca puisi harus berusaha mengusut rujukan yang dimaksud penyair
dengan kata-kata itu.
Mempelajari
Konteks Penciptaan
Kadang-kadang untuk memahami puisi tidak
cukup hanya dengan membaca apa yang tersurat dalam puisi, tetapi juga perlu
mempelajari hal-hal yang berada di luar puisi tersebut. Hal-hal tersebut
misalnya penyair, riwayat hidup penyair, pandangan hidup penyair, latar
belakang penciptaan, situasi ketika puisi itu diciptakan, dan sebagainya. Semua
itu disebut dengan konteks penciptaan.
Merumuskan
Makna Utuh
Makna utuh sebuah puisi adalah makna
keseluruhan dari puisi itu, baik makna tersurat, tersirat, maupun yang
berkaitan dengankonteks penciptaannya. Untuk merumuskan makna utuh dalam sebuah
puisi, diperlukan makna lugas, citraan, lambang, dan konteks penciptaan puisi
itu. Setelah itu baru menentukan sikap terhadap makna utuh atau pengalaman
penyair. Dengan memahami sebuah puisi berarti kita telah mencoba memahami
perasaan, pikiran, dan gagasan orang lain (penyair) yang dituangkan secara
khas. Tanpa disadari, pengalaman dan wawasan bertambah. Dengan bertambahnya
pengalaman dan wawasan itu terasa ada kepuasan batin karena telah dapat
mengambil hikmah dari pengalaman orang lain.
Menulis puisi
Selain
menikmati puisi karya orang lain, terkadang kita juga ingin mengungkapkan
perasaan dalam bentuk puisi. Selain itu, peristiwa yang terjadi di sekitar kita
mungkin begitu mengesankan sehingga menarik kita untuk menuliskannya dalam
puisi. Menulis puisi yang baik harus memerhatikan unsur pembangunnya
(tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan. Dengan demikian
terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan
Menentukan tema
Sebelum menulis puisi, pertama kali harus ditentukan temanya. Dalam hal
ini, pilihlah sesuatu yang membuat kita terinspirasi. Tema merupakan suatu
gagasan yang dituangkan dalam sebuah bentuk puisi. Misalkan puisi bertemakan
tentang cinta, ketuhanan, kemanusiaan, keindahan alam, dan sebagainya.
Menggambarkan Suasana Puisi
Setelah itu, perlu digambarkan suasana puisi yang akan dibangun dalam puisi
yang dibuat. Suasana puisi maksudnya adalah gambaran perasaan penyair dalam
puisi. Jika suasana bahagia bahasa yang digunakan romantis, lembut, dan indah.
Begitu juga sebaliknya jika suasana yang dirasakan sedang sedih, bimbang,
penggunaan bahasa dalam membuat puisi menggunakan bahasa yang sinis dan keras.
Mendaftar kata-kata yang sesuai
Setelah menggambarkan suasana, perlu mendaftar atau menggunakan kata-kata
yang diwarnai dengan ungkapan-ungkapan yang bermakna. Misalnya ungkapan rasa
sayang terhadap ayah. Ayah, luasnya bumi tak seluas sayangku padamu.
Memilih diksi
Setelah mendaftarkan kata yang sesuai, perlu dilakukan pemilihan kata atau
diksi. Pilihlah kata-kata yang memberikan nilai rasa tertentu. Selain itu,
perhatikan juga makna lugas, makna citraan, dan makna lambanga setiap kata yang
akan dituliskan dalam puisi.
Menulis Puisi
Setelah keempat langkah diatas telah dilakukan, maka barulah membuat sebuah
puisi. Yang dimulai dari inspirasi yang telah didapat
Post a Comment