aoUhVj1sFfXbUTRIyoVNm2UnxJxRFaPgs25Tl7uL

Followers

Widget HTML #1

Widget HTML (label produk)

Widget HTML (label jasa)

Widget HTML #3

Menu Halaman Statis

Bookmark

Contoh usulan Proposal Penelitian Pendidikan.




 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL JIGSAW  DAN PENGARUHNYA TERHADAP MENULIS PARAGRAF  ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DOLOKSANGGUL

PROPOSAL
Oleh :
Henro Dedy Putra Silaban                     13110099


Mata Kuliah                          :  Penelitian Pendidikan  Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen Pengasuh                    : Drs. Ronald Hasibuan, M.Pd.



 







FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
PEMATANGSIANTAR
2016




DAFTAR ISI
Daftar isi.........................................................................................................................       i
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................       1
B.     Rumusan Masalah .....................................................................................        5
C.    Tujuan Penelitian .......................................................................................        6
D.    Hipotesis Penelitian.....................................................................................        6
E.     Mamfaat Penelitian ....................................................................................        6
F.     Asumsi Dasar..............................................................................................        7
G.    Defenisi Istilah.............................................................................................        7
BAB II LANDASAN TEORI
            A. Metode Pembelajaran................................................................................          9
            1 .  Metode Cooperative Learning ................................................................            9
            1.1  Pengertian Model Jigsaw.......................................................................            9
            2.  Metode Konvensional.................................................................................         9
            2.1.   Jenis Jenis Metode Konvensional..........................................................         9
            B. Pengertian Menulis.....................................................................................         9
            C. Pengertian Paragraf Argumentasi............................................................         9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
            A. Metodologi Penelitian..................................................................................        10
            B. Jenis Penelitian.............................................................................................        10
            C. Desain Penelitian..........................................................................................        10
            D. Populasi Penelitian.......................................................................................        12
            E. Sampel Penelitian.........................................................................................        13
            F. Instrumen Penelitian....................................................................................        13
            G. Teknik Analisis Data....................................................................................       16
DAFTAR PUSTAKA
i












BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini, disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Guna mewujudkan tujuan di atas diperlukan usaha yang keras dari masyarakat maupun pemerintah. Departemen Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan dan telah melakukan pembaharuan sistem pendidikan. Usaha tersebut antara lain adalah penyempurnaan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas tenaga pengajar.Pendidikan di Indonesia menempatkan mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari pikiran.Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia Menurut Tarigan (1986: 3) ada empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading skills); dan (4) keterampilan menulis (writting skills).
Dalam kegiatan belajar mengajar, keterampilan menulis memerlukan latihan dan praktik yang berkelanjutan, hal ini sesuai dengan Tarigan (1986 : 4) menyatakan bahwa keterampilan menulis tidak akan diketahui secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak.Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa dengan dalam bentuk tulisan yang baik sesuai kaidah kebahasaan. Menulis juga bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah.
Berdasarkan muatan kurikulum  yang berisi tentang besarnya harapan tingkat kemampuan menulis dalam kegiatan pembelajaran disekolah, hal ini dibuktikan bahwa pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) dalam kompetensi dasarnya(KD) yaitu, Menulis gagasan yang mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Sehingga yang diharapkan sesungguhnya oleh kurikulum ini adalah Siswa mampu menulis paragraf argumentasi.
Namun kebutuhan yang besar terhadap penguasaan keterampilan menulis tersebut tidak sejalan dengan yang diharapkan,karena siswa merasa sulit memahami materi menulis paragraf argumentasi. Hal ini sejalan dengan teori Nurgiyantoro ( 2001 : 294 ) menyatakan Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur ahli bahasa sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri.
Teori terkait oleh Agustina(2007:166) dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran Menulis paragraf Argumentasi dengan Menggunakan Model TTW pada siswa kelas X SMA Negeri 14 Bandung” mengatakan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling sulit karena merupakan keterampilan yang sangat kompleks dan tidak hanya mengandalkan teori semata.
Lalu fakta di lapangan juga menunjukkan bahwa keterampilan menulis siswa masih rendah,sesuai hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh:  Y Mahliza(http://lib.unimed.ac.id/ 2567/2/0987.pdf). Dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh model pembelajaran STAD terhadap kemempuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 12 Medan menyatakan bahwa kemempuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi saat pre-tes tergolong rendah yaitu nilai rata rata 51,22 dengan standart kelulusan yang terdapat dalam KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal ) adalah 75.
Sejalan dengan pendapat di atas Ardi Setiawan (http :// lib.unnes.ac.id/2470/1/4640.pdf). Dalam penelitiannnya yang berjudul Penggunaan strategi CTL(Context Teaching Learning) dan pengaruh terhadap menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA N 2 Semarang. Menyatakan bahwa kemampuan menulis paragraf argumentasi pada saat pre-tes juga masih tergolong rendah dan hanya mencapai nilai rata rata 62,66 dengan KKM (kriteria ketuntasan minimal )adalah75.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Siti Anisarahayu (http://eprints.uny.ac.id/20966.pdf) dalam skripsinya yang berjudul “ Keefektifan strategi Double – Entry- Journal ( Jurnal dua kolom ) dalam pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta” menyatakan bahwa kemampuan menulis argumentasi pada saat pra tes masih belum memenuhi harapan yaitu dengan hasil nilai rata rata 65.03 dari KKM adalah 75
Dalam jurnal penelitian lain yang dilakukan oleh Pratiwi Sartika Sari (http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/ajs/article/download/987/793) dengan judul “ Pengaruh penggunaan teknik Duti-Duta ( Dua tinggal – Dua tamu ) terhadap peningkatan kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Islam Al-Ulum terpadu Medan”.Menyatakan hasil pre tes atas kemampuan menulis paragraf argumentasi didapat bahwa skor maksimal adalah 20 dari KKM 75 sehingga disimpulkan oleh Pratiwi Sartika Sari bahwa saat sebelum dilakukan eksperimen (pre tes), tingkat kemampuan siswa dalam menulis argumentasi sangat jauh dari harapan.
            Berdasarkan masalah masalah yang sudah dirasakan oleh peneliti terhadap kenyataan (Fakta ) pada peserta didik, maka peneliti mencoba memberikan solusi untuk mengatasi permasalah tersebut dengan menerapkan metode pengajaran yang baru dan relevan yang bertujuan untuk memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dalam hal menulis, khususnya pada materi menulis paragraf argumentasi.Metode Cooperative learning dirasa dapat mengatasi permasalah yang sedang diteliti didalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf argumentasi.


            Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Maksud dari pembagian kelompok asal asalan disini adalah pembagian kelompok secara acak tanpa melihat karakter atau potensi individu tertentu.Hal ini bertujuan untuk keseluruhan siswa mampu berbaur dan memberikan masukannya dalam sebuah tim.
Sugiyanto (2008 : 35) pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.Maksudnya adalah bahwa dalam pembagian suatu kerja bentuk tim ( kelompok ) tidak dianjurkan anggota yang berlebihan karena dianggap dapat menjadikan beberapa anggota kelompok tidak bekerja untuk timnya. Sehingga kelompok kecil yang dimaksud adalah kelompok dengan jumlah maksimal 5.
Slavin (Isjoni, 2011:15)  “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.Suprijono (2010:54) “Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.Sehingga dalam pembelajaran kooperatif ini,ada beberapa model yang dapat dipilih sebagai bahan pertimbangan untuk dilakukan oleh beberapa peneliti :
menurut Isjoni (2009:74-88), Model pembelajaran kooperatif itu yakni:
1) STAD
2) Jigsaw
3) TGT
 4) GI
5) GROUP RESUME
            Masing masing model pembelajaran diatas memiliki keunggulan, namun secara penerapan bahwa model model ini berbeda antara satu dengan yang lainnya.Untuk itu, peneliti memilih salah satu dari model ini untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi.model yang dipilih adalah model Jigsaw
Lie ( 1993: 73),  menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.Sehingga jigsaw juga sering disebut sebagai jenis kegiatan pembelajaran yang terbagi atas kelompok asal dan bergabung kedalam kelompok baru yang disebut sebagai kelompok ahli ( Tim ahli )
Sudrajat ( 2008 : 1 ) mengartikan pembelajaran model jigsaw sebagai sebuah tipe pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, dimana dalam kelompok tersebut terdiri dari beberapa siswa yang bertanggung jawab untuk menguasai bagian materi ajar. Dan selanjutnya harus mengajarkan materi yang sudah dikuasai kepada teman satu kelompokya. Sehingga model ini mewajibkan siswa untuk mengetahui materi yang telah diberikan oleh guru. Karena dalam model ini adalah siswalah yang saling mengajari kepada teman satu kelompoknya tentang materi yang akan dipecahkan
Menurut Isjoni (2009:77) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam penguasaan materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pada kegiatan ini keterlibatan guru dalam proses belajar mengajar semakin berkurang dalam arti guru menjadi pusat kegiatan kelas. Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri serta menumbuhkan rasa tanggungjawab.
Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif  jigsaw (Isjoni 2009: 80-81), yaitu:
·         Siswa dihimpun dalam satu kelompok yang terdiri dari 4-6 orang.
·         Masing-masing anggota kelompok diberi tugas yang berbeda untuk dikerjakan.
·         Para siswa dari masing-masing anggota  kelompok yang memiliki tugas yang sama berkumpul membentuk kelompok anggota yang baru, untuk mengerjakan tugas mereka, para siswa tersebut menjadi anggota dengan bidang-bidang mereka yang telah ditentukan.
·         Masing-masing perwakilan tersebut dapat menguasain materi yang ditugaskan, kemudian masing-masing perwakilan tersebut kembali kekelompok masing-masing atau kelompok asalnya.sesudah itu mengajarkan hasil yang sudah diketahuinya kepada teman satu kelompoknya
·         Siswa diberi tes, hal tersebut untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami suatu materi
Untuk melihat keberartian ( pengaruh ) dari metode cooperative learning model jigsaw yang telah dipilih oleh peneliti, Maka peneliti memilih Metode Konvensional sebagai perbandingan . Adapun alasan peneliti dalam mimilih metode Konvensional sebagai perbandingan adalah karena dianggap bahwa metode konvensional sebagai metode yang sudah lama dan sering dipakai didalam proses pengajaran disekolah,hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2000 : 97), metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan serta pembagian tugas danlatihan.Pembelajaran pada metode konvesional, peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melaksanakan tugas jika guru memberikan latihan soal-soal kepada peserta didik. Yang sering digunakan pada pembelajaran konvensional antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,metode penugasan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL JIGSAW DAN PENGARUHNYA TERHADAP MENULIS PARAGRAF  ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DOLOKSANGGUL”


B.     Rumusan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu dirumuskan masalah yang teliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Ary Donald (1982 :85-87) menyatakan Sesudah masalah dipilih, maka tugas berikutnya ialah merumuskan persoalan dalam bentuk yang dapat diteliti.Penjabaran persoalan yang baik harus
1.      Menerangkan dengan jelas apa yang akan dipecahkan
2.      Membatasi ruang lingkup studi itu pada suatu persoalan khusus.
Selanjutnya, dalam mengemukakan Rumusan masalah,(1) peneliti harus berusaha agar ada keseimbangan antara keumuman dan kekhususan. (2) Persoalan itu sebaiknya diajukan dalam bentuk pertanyaan dan bukan pernyataan. (3) Pertanyaan ini hendaknya mempertanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel.
 maka yang menjadi rumusan masalah yang akan diteliti yaitu :
1.         Bagaimanakah tingkat kemampuan menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Jigsaw oleh siswa kelas X SMA negeri 1 Doloksanggul ?
2.         Bagaimanakah tingkat kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul dengan menggunakan metode Konvensional?
3.         Apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemampuan menulis paragraf argumentasi oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Jigsaw vs metode Konvensional ?


C.    Tujuan Penelitian
Arikunto (2006 :56) menyatakan bahwa, “ Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat
yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai.”
Maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Untuk menggambarkan tingkat kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul dalam menulis paragraf argumentasi yang diajar dengan metode Pembelajaran Koperatif model jigsaw.
2.Untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan menulis paragraf argumentasi oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul yang diajar dengan metode Konvensional.
3. Untuk mendeskripsikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemampuan menulis  paragraf argumentasi oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul Setelah diajar dengan  metode Pembelajaran Koperatif tipe jigsaw vs metode Konvensioanl.



D.    Hipotesis Penelitian
Ary Donald (1982 : 120 ) menyatakan hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan.Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, hipotesis juga memberikan penjelasan sementara tentang segala gejala gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang
Berdasarkan kerangka teori di atas maka yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah Ha : “Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemampuan menulis paragrafargumentasi setelah menggunakan metode Cooperative Learning model jigsaw oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul”.
E.     Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari 2 segi, yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis
Manfaat teoretis :
      Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan tentang metode  pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan proses pembelajaran siswa khususnya dalam menulis paragraf argumentasi  dikelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul.
Mamfaat Praktis :
      Secara praktis penelitian ini bermamfaat bagi:

a.       Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperkaya ilmu pengetahuan, mengembangkan strategi pembelajaran dan menjadi alternatif dalam mengatasi masalah pembelajaran di SMA Negeri 1 Doloksanggul.
b.      Guru
Sebegai pertimbangan bagi guru dalam memilih metode atau strategi pembelajaran yang lebh baik untuk mengatasi masalah dan meningkatkan prestasi peserta didiknya.
c.       Siswa
Dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar dan motivasi siswa khususnya dalam belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.

d.      Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian yang serupa atau sejenis.
F.Asumsi Dasar
Asumsi atau anggapan dasar sebagai tonggak dari suatu penelitian. Arikunto (2006 :24) menyatakan bahwa, “Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya.”
1.      Metode kooperatif tipe jigsaw belum pernah digunakan dalam pembelajaran menulis argumentasi oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul.
2.      Menulis argumentasi merupakan salah satu komponen pembelajaran yang ada di dalam kurikulum ( KTSP ) sekolah kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul.
3.      Menulis paragraf argumentasi sudah pernah dipelajari di kelas X SMA Negeri 1 Dolok sanggul.

G.    Definisi Istilah
Agar penelitian yang dilakukan terarah dengan baik, maka peneliti menggunakan istilah-istilah khusus secara operasional agar apa yang didefinisikan si pembaca. Dalam hal ini ada beberapa istilah yang digunakan.Istilah dalam penelitian ini perlu diartikan dengan jelas, sehingga tidak menimbulkan keraguan/kesalahan. Adapun istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.       Menulis : Tarigan (1986:15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
b.      Paragraf Argumentasi : Keraf (1997 : 116) Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
c.       Metode pembelajaran kooperatif :Menurut Slavin (2009) pembelajaran kooperatif adalah metode atau model dimana siswa belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar individu dan kelompok.
d.      Jigsaw : Lie (2004:29) menyatakan Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.















BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.Metode Pembelajaran
1.Metode Cooperative Learning
·         Slavin dalam (Isjoni, 2011:15)  
·         Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”,
·         Isjoni (2009 :74-88) Membagi pembelajaran kooperatif
1.1  Pengertian model Jigsaw
·         Lie (2004 :29)
·         Sudrajat ( 2008 : 1 )
·         Isjoni (2009:77)
2.  Metode Konvensional
·         Oleh Sanjaya (2011:270)       
·         Oleh Djamarah (2000:97) Menyatakan bahwa metode konvensional sama dengan metode ceramah dan merupakan metode tradisional.
2.1. Jenis Jenis Metode Konvensional
·         Oleh Djamarah  (2000:24)
·         Oleh Tarigan (1986 : 21)
·         Oleh Nurgiyantoro (2011 : 135)
B.Pengertian Menulis
·         Oleh Tarigan( 1986 : 21 )
·         Oleh Nurgiyantoro (2011 :425)
C.    Pengertian Paragraf Argumentasi
1.      Menurut Keraf (1994 : 116)
2.      Nurgiyantoro:  (2011: 306)
3.      Aceng Hasani (2005 : 43)





BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam penelitian agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Ary Donald (1982 :50) menyatakan bahwa, “Metodologi penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapinya.”
Agar tujuan dapat tercapai, maka metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.Metode eksperimen yaitu mengadakan percobaan untuk melihat situasi hasil. Sehubungan dengan ini, Ary (1982 : 50) menyatakan bahwa, “Yang dimaksud dengan ekpserimen adalah suatu penelitian ilmiah yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengenali variabel terikat untuk melibatkan perbedaan yang sesuai dengan manipulasi variabel-variabel bebas tersebut.”
Metode penelitian yang dipilih adalah eksperimen jenis desain 5 ( pemberian pra tes dan pasca tes pada dua kelompok yang berbeda ) dengan pendekatan kuantitatif.
B. Jenis Penelitian
            Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan dua kelas yang berbeda yang terdiri dari X 1 Sebagai kelas pengendali dan X 3 sebagai kelas eksperimen. Kedua kelas ini di dapat melalui random sampling. Selanjutnya Eksperimen direncanakan sebanyak 5 kali pertemuan.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan adalah desain  5 ( yang menggunakan pra tes dan pasca tes dengan kelompok kelompok yang diacak)
            Dalam desain 5 dilakukan pra tes terhadap dua kelompok yang berbeda secara acak ( Random Sampling ) tentang variabel terikat. dua kelompok tersebut dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok pembanding (kontrol )
            Perlakuan eksperimen diberikan  kepada kelompok eksperimen dalam jangka waktu tertentu. Sesudah itu, Variabel terikat antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol diukur maka perbedaan rata rata antara pra tes dan pasca tes bagi setiap kelompok yang dihitung. kemudian skor perbedaan rata rata dibandingkan dengan menggunakan uji perbedaan mean sampel tak berhubungan. Hal ini untuk memastikan apakah perlakuan eksperimen yang diberikan kepada kelompok eksperimen mendapat pengaruh yang besar terhadap variabel terikat dibandingkan dengan kelompok kontrol. Untuk lebih jelas, Lihat tabel 1 berikut
Tabel 1

Kelompok
Pra-tes
Variabel bebas
Pasca-tes
R
E
Y1
X 1
Y2
R
P
Y1
-
Y2
(Sumber : Ary Donald 1982: 356)

Keterangan :
E                      : Kelompok eksperimen 1 ( kelas X 3)
P                      : Kelompok Pengendali/Kontrol ( kelas X 1)
Y1                   : Pra tes ( sebelum diberi perlakuan )
X 1                  : Pembelajaran dengan metode kooperatif Jigsaw
-                       : Pembelajaran dengan metode kovensional
Y 2                  : Pasca tes ( sesudah diberi perlakuan eksperimen )
            D.Populasi Penelitian
            Ary Donald (1982 : 189 ) Menyatakan populasi dirumuskan sebagai kelompok yang besar yang menjadi sasaran generalisasi. Selanjutnya oleh Ary, bahwa populasi sebagai semua anggota sekelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas.
Maka populasi dalam penelian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul
Tabel 2
Populasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul
Tahun Ajaran 2015/2016
No
Kelas
Jumlah
1
X-1
41
2
X-2
39
3
X-3
42
4
X-4
39
5
X-5
40
6
X-6
36
7
X-7
42
8
X-8
44
9
X-9
43
Jumlah

366
(sumber SMA Negeri 1 Doloksanggul )


E. Sampel Penelitian
            Ary Donald (1982 : 190) menyatakan bahwa, “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi untuk memperoleh gambaran atau informasi mengenai populasi.” Sesuai dengan pendapat di atas maka peneliti menentukan sampel dengan teknik penarikan sampel secara acak (Random sampling)
            Dalam penelitian ini sampel diambil dari populasi sebanyak 9 kelas secara acak untuk dipilih menjadi 2 kelas yang berbeda. Maka didapat sampel yaitu kelas X.1 sebagai pengendali dan kelas X.3 sebagai eksperimen, cara pengambilan sampel dilakukan dengan menuliskan 9 kelas yang ada di populasi menjadi sembilan bagian kedalam kertas yang dilipat . Lalu di acak, kemudian sampel diambil dengan mata tertutup.

F.     Instrumen penelitian
      Ary Donald (1982 : 247 ) Menyatakan Tugas utama dalam pengukuran adalah memilih alat pengukur yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mengukur tingkah laku dan sifat suatu yang diteliti
       Dengan demikian, langkah yang ditempuh untuk memperoleh data adalah dengan menggunakan alat ukur berupa tes. Tes yang digunakan adalah pre tes dan post tes. pra-tes digunakan untuk menjaring data kemampuan untuk menulis paragraf argumentasi sebelum diadakan perlakuan,sedangkan pos-tes digunakan untuk menjaring data kemampuan menulis paragraf argumentasi  setelah diadakan perlakuan,yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning) model jigsaw bagi kelas eksperimen dan metode konvensional bagi kelas kontrol


.
Tabel  3
Model Penilaian  Menulis Paragarf Argumentasi  Dengan Penjodohan Masing-masing Unsur
No
Unsur yang dinilai
Indikator
 Skor Maksimal
1.
Kesesuaian topik dan isi
( Kreativitas pengembangan topik )
a.   Kurang sesuai antara topik dengan isi            
b.   Cukup sesuai antara topik dengan isi
c.   Sesuai antara topik dan isi
10

15

20
2.
Penyampaian fakta dan bukti pendukung
a.    Tidak ada bukti pendukung
b.   Fakta dan bukti pendukung tidak lengkap
c.    Terdapat fakta dan bukti pendukung yang sesuai
10

15

20
3.
Gagasan
a.    Gagasan tidak jelas
b.   Gagasan Cukup jelas namun kurang rapi
c.    Gagasan jelas dan tertata rapi
10
15

20
4.
Penggunaan Bahasa
a.    Struktur kalimat kurang,penggunaan bahasa kurang sehingga makna kabur
b.   Struktur kalimat kurang jelas dan penggunaan bahasa jelas, namun makna tidak kabur

c.    Struktur kalimat jelas dan penggunaan bahasa sudah tepat
10



15



20
5.
Penggunaan tanda baca dan ejaan
a.    Sering terjadi kesalahan dalam ejaan dan tanda baca
b.   Penggunaan tanda baca cukup tepat
c.    Penggunaan ejaan dan tanda baca tepat
10

15

20
(Nurgiyantoro, 2011: 306-308).

Keterangan      :
PPH = B  x 100
          N
PPH     : Persentasi Penilaian Hasil
B         : Skor Yang Diperoleh
N         : Skor Total





Tabel  4
Kategori dan Skor Nilai
Kategori
Skor Nilai
Sangat baik
80-100
Baik
66-79
Cukup
56-65
Kurang
40-55
Sangat kurang
30-39
                                                            (Arikunto, 2009 :245)

G.    Teknik Analisis Data
            Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencari perbedaan nilai rata-rata(mean) hasil tes pembelajaran menulis paragraf  antara dua kelompok yang berbeda(sampel tak berhubungan). Maka untuk itu digunakan uji signifikansi perbedaan mean pada sampel yang tak berhubungan
t =
Ary Donald (1982:216)

Keterangan                  :
t           : koefisien yang dicari
X1       : rata rata kelompok eksperimen 1
X2       : rata rata kelompok eksperimen 2
n 1       : banyaknya siswa kelompok eksperimen 1
n 2       : banyaknya siswa kelompok eksperimen 2
Df        : derajat kebebasan (degree of fredoom)
P(0.01) = taraf signifikan / tingkat kepercayaan pada 99%
P (0,05)= taraf signifikansi /tingkat kepercayaan pada 95%
Df        = n1+ n2_- 2

Membandingkan F rasio dengan F tabel pada taraf nyata 0.01 atau 0.05
Pengujian hipotesis dengan taraf signifikan untuk taraf nyata P < 0,05 dua sampel yang tak berhubungan.            
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2              



0

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak