PROPOSAL
Oleh
:
Henro
Dedy Putra Silaban 13110099
Mata
Kuliah : Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen
Pengasuh : Drs. Ronald Hasibuan, M.Pd.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
PEMATANGSIANTAR
2016
DAFTAR
ISI
Daftar
isi......................................................................................................................... i
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah
..................................................................................... 5
C.
Tujuan
Penelitian ....................................................................................... 6
D.
Hipotesis
Penelitian..................................................................................... 6
E.
Mamfaat
Penelitian
.................................................................................... 6
F.
Asumsi
Dasar.............................................................................................. 7
G.
Defenisi
Istilah............................................................................................. 7
BAB
II LANDASAN TEORI
A. Metode
Pembelajaran................................................................................ 9
1 . Metode Cooperative
Learning ................................................................ 9
1.1 Pengertian Model Jigsaw....................................................................... 9
2. Metode
Konvensional................................................................................. 9
2.1.
Jenis Jenis Metode
Konvensional.......................................................... 9
B. Pengertian
Menulis..................................................................................... 9
C. Pengertian Paragraf
Argumentasi............................................................ 9
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi
Penelitian.................................................................................. 10
B. Jenis
Penelitian............................................................................................. 10
C. Desain Penelitian.......................................................................................... 10
D. Populasi
Penelitian....................................................................................... 12
E. Sampel
Penelitian......................................................................................... 13
F. Instrumen
Penelitian.................................................................................... 13
G. Teknik Analisis
Data.................................................................................... 16
DAFTAR
PUSTAKA
i
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan
bangsa. Hal ini, disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Guna mewujudkan tujuan di atas
diperlukan usaha yang keras dari masyarakat maupun pemerintah. Departemen
Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pendidikan dan telah melakukan pembaharuan sistem pendidikan.
Usaha tersebut antara lain adalah penyempurnaan kurikulum, perbaikan sarana dan
prasarana, serta peningkatan kualitas tenaga pengajar.Pendidikan di Indonesia
menempatkan mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi
yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi
usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut
erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari pikiran.Dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia Menurut Tarigan (1986: 3) ada empat aspek
keterampilan berbahasa yang mencakup: (1) keterampilan menyimak (listening
skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca
(reading skills); dan (4) keterampilan menulis (writting skills).
Dalam
kegiatan belajar mengajar, keterampilan menulis memerlukan latihan dan praktik
yang berkelanjutan, hal ini sesuai dengan Tarigan (1986 : 4) menyatakan bahwa
keterampilan menulis tidak akan diketahui secara otomatis, melainkan harus
melalui latihan dan praktek yang banyak.Keterampilan menulis merupakan
keterampilan berbahasa dengan dalam bentuk tulisan yang baik sesuai kaidah
kebahasaan. Menulis juga bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses
pembelajaran yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah.
Berdasarkan
muatan kurikulum yang berisi tentang
besarnya harapan tingkat kemampuan menulis dalam kegiatan pembelajaran
disekolah, hal ini dibuktikan bahwa pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (
KTSP ) dalam kompetensi dasarnya(KD) yaitu, Menulis gagasan yang mendukung
suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Sehingga yang diharapkan
sesungguhnya oleh kurikulum ini adalah Siswa mampu menulis paragraf
argumentasi.
Namun
kebutuhan yang besar terhadap penguasaan keterampilan menulis tersebut tidak
sejalan dengan yang diharapkan,karena siswa merasa sulit memahami materi
menulis paragraf argumentasi. Hal ini sejalan dengan teori Nurgiyantoro ( 2001
: 294 ) menyatakan Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur
ahli bahasa sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki
penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri.
Teori
terkait oleh Agustina(2007:166) dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan
Pembelajaran Menulis paragraf Argumentasi dengan Menggunakan Model TTW pada siswa kelas X SMA Negeri 14
Bandung” mengatakan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling
sulit karena merupakan keterampilan yang sangat kompleks dan tidak hanya
mengandalkan teori semata.
Lalu
fakta di lapangan juga menunjukkan bahwa keterampilan menulis siswa masih
rendah,sesuai hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh: Y Mahliza(http://lib.unimed.ac.id/
2567/2/0987.pdf). Dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh model pembelajaran
STAD terhadap kemempuan menulis
paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 12 Medan menyatakan bahwa
kemempuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi saat pre-tes tergolong
rendah yaitu nilai rata rata 51,22 dengan standart kelulusan yang terdapat
dalam KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal ) adalah 75.
Sejalan
dengan pendapat di atas Ardi Setiawan (http
:// lib.unnes.ac.id/2470/1/4640.pdf).
Dalam penelitiannnya yang berjudul “ Penggunaan
strategi CTL(Context Teaching Learning)
dan pengaruh terhadap menulis paragraf argumentasi siswa kelas X SMA N 2
Semarang”. Menyatakan bahwa
kemampuan menulis paragraf argumentasi pada saat pre-tes juga masih tergolong
rendah dan hanya mencapai nilai rata rata 62,66 dengan KKM (kriteria ketuntasan
minimal )adalah75.
Kemudian
penelitian yang dilakukan oleh Siti Anisarahayu (http://eprints.uny.ac.id/20966.pdf)
dalam skripsinya yang berjudul “ Keefektifan strategi Double – Entry- Journal ( Jurnal dua kolom ) dalam pembelajaran
menulis argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta” menyatakan bahwa
kemampuan menulis argumentasi pada saat pra tes masih belum memenuhi harapan
yaitu dengan hasil nilai rata rata 65.03 dari KKM adalah 75
Dalam
jurnal penelitian lain yang dilakukan oleh Pratiwi Sartika Sari (http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/ajs/article/download/987/793)
dengan judul “ Pengaruh penggunaan teknik Duti-Duta
( Dua tinggal – Dua tamu ) terhadap peningkatan kemampuan menulis paragraf
argumentasi siswa kelas X SMA Islam Al-Ulum terpadu Medan”.Menyatakan hasil pre
tes atas kemampuan menulis paragraf argumentasi didapat bahwa skor maksimal
adalah 20 dari KKM 75 sehingga disimpulkan oleh Pratiwi Sartika Sari bahwa saat
sebelum dilakukan eksperimen (pre tes), tingkat kemampuan siswa dalam menulis
argumentasi sangat jauh dari harapan.
Berdasarkan masalah masalah yang sudah dirasakan oleh peneliti
terhadap kenyataan (Fakta ) pada peserta didik, maka peneliti mencoba
memberikan solusi untuk mengatasi permasalah tersebut dengan menerapkan metode
pengajaran yang baru dan relevan yang bertujuan untuk memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa dalam hal menulis, khususnya pada
materi menulis paragraf argumentasi.Metode Cooperative
learning dirasa dapat mengatasi permasalah yang sedang diteliti didalam
meningkatkan kemampuan menulis paragraf argumentasi.
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Maksud dari pembagian kelompok asal asalan disini adalah pembagian kelompok secara acak tanpa melihat karakter atau potensi individu tertentu.Hal ini bertujuan untuk keseluruhan siswa mampu berbaur dan memberikan masukannya dalam sebuah tim.
Sugiyanto (2008 : 35) pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.Maksudnya
adalah bahwa dalam pembagian suatu kerja bentuk tim ( kelompok ) tidak
dianjurkan anggota yang berlebihan karena dianggap dapat menjadikan beberapa
anggota kelompok tidak bekerja untuk timnya. Sehingga kelompok kecil yang dimaksud
adalah kelompok dengan jumlah maksimal 5.
Slavin
(Isjoni, 2011:15) “In cooperative learning methods, students work together in four member
teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti
bahwa cooperative learning atau pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja
kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa
pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling
bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan”.Suprijono (2010:54) “Model pembelajaran kooperatif adalah konsep
yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.Sehingga dalam pembelajaran
kooperatif ini,ada beberapa model yang dapat dipilih sebagai bahan pertimbangan
untuk dilakukan oleh beberapa peneliti :
menurut Isjoni
(2009:74-88), Model pembelajaran kooperatif itu yakni:
1) STAD
2) Jigsaw
3) TGT
4) GI
5) GROUP RESUME
Masing masing model pembelajaran diatas memiliki keunggulan,
namun secara penerapan bahwa model model ini berbeda antara satu dengan yang
lainnya.Untuk itu, peneliti memilih salah satu dari model ini untuk diterapkan
dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi.model yang dipilih adalah model
Jigsaw
Lie
( 1993: 73), menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif model jigsaw
ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok
kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan
siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara
mandiri.Sehingga jigsaw juga sering disebut sebagai jenis kegiatan pembelajaran
yang terbagi atas kelompok asal dan bergabung kedalam kelompok baru yang
disebut sebagai kelompok ahli ( Tim ahli )
Sudrajat ( 2008 : 1 ) mengartikan pembelajaran
model jigsaw sebagai sebuah tipe pembelajaran yang dilakukan secara
berkelompok, dimana dalam kelompok tersebut terdiri dari beberapa siswa yang
bertanggung jawab untuk menguasai bagian materi ajar. Dan selanjutnya harus
mengajarkan materi yang sudah dikuasai kepada teman satu kelompokya. Sehingga
model ini mewajibkan siswa untuk mengetahui materi yang telah diberikan oleh
guru. Karena dalam model ini adalah siswalah yang saling mengajari kepada teman
satu kelompoknya tentang materi yang akan dipecahkan
Menurut Isjoni (2009:77) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif
dan saling membantu dalam penguasaan materi pelajaran untuk mencapai prestasi
yang maksimal. Pada kegiatan ini keterlibatan guru dalam proses belajar
mengajar semakin berkurang dalam arti guru menjadi pusat kegiatan kelas. Guru
berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk
belajar mandiri serta menumbuhkan rasa tanggungjawab.
Langkah-langkah dalam model pembelajaran
kooperatif jigsaw (Isjoni 2009: 80-81),
yaitu:
·
Siswa dihimpun dalam satu
kelompok yang terdiri dari 4-6 orang.
·
Masing-masing anggota kelompok
diberi tugas yang berbeda untuk dikerjakan.
·
Para siswa dari masing-masing
anggota kelompok yang memiliki tugas
yang sama berkumpul membentuk kelompok anggota yang baru, untuk mengerjakan
tugas mereka, para siswa tersebut menjadi anggota dengan bidang-bidang mereka
yang telah ditentukan.
·
Masing-masing perwakilan
tersebut dapat menguasain materi yang ditugaskan, kemudian masing-masing
perwakilan tersebut kembali kekelompok masing-masing atau kelompok asalnya.sesudah
itu mengajarkan hasil yang sudah diketahuinya kepada teman satu kelompoknya
·
Siswa diberi tes, hal tersebut
untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami suatu materi
Untuk melihat keberartian ( pengaruh ) dari metode cooperative learning model jigsaw yang
telah dipilih oleh peneliti, Maka peneliti memilih Metode Konvensional sebagai
perbandingan . Adapun alasan peneliti dalam mimilih metode Konvensional sebagai
perbandingan adalah karena dianggap bahwa metode konvensional sebagai metode
yang sudah lama dan sering dipakai didalam proses pengajaran disekolah,hal ini
sesuai dengan pendapat Djamarah (2000 : 97), metode pembelajaran konvensional
adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah,
karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan
antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam
pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan
penjelasan serta pembagian tugas danlatihan.Pembelajaran pada metode
konvesional, peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan guru di depan
kelas dan melaksanakan tugas jika guru memberikan latihan soal-soal kepada
peserta didik. Yang sering digunakan pada pembelajaran konvensional antara lain
metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,metode penugasan.
Berdasarkan uraian
diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL JIGSAW DAN PENGARUHNYA TERHADAP MENULIS
PARAGRAF ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 DOLOKSANGGUL”
B. Rumusan Masalah
Agar
penelitian ini lebih terarah, maka perlu dirumuskan masalah yang teliti. Hal
ini sesuai dengan pendapat Ary Donald (1982 :85-87) menyatakan Sesudah masalah
dipilih, maka tugas berikutnya ialah merumuskan persoalan dalam bentuk yang
dapat diteliti.Penjabaran persoalan yang baik harus
1.
Menerangkan dengan jelas apa yang akan
dipecahkan
2.
Membatasi ruang lingkup studi itu pada
suatu persoalan khusus.
Selanjutnya, dalam
mengemukakan Rumusan masalah,(1) peneliti harus berusaha agar ada keseimbangan
antara keumuman dan kekhususan. (2) Persoalan itu sebaiknya diajukan dalam
bentuk pertanyaan dan bukan pernyataan. (3) Pertanyaan ini hendaknya mempertanyakan
hubungan antara dua atau lebih variabel.
maka yang menjadi rumusan masalah yang akan
diteliti yaitu :
1. Bagaimanakah tingkat kemampuan menulis
paragraf argumentasi dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Jigsaw oleh siswa kelas X SMA negeri 1
Doloksanggul ?
2. Bagaimanakah tingkat kemampuan menulis
paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul dengan menggunakan
metode Konvensional?
3. Apakah terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat kemampuan menulis paragraf argumentasi oleh siswa
kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Jigsaw vs
metode Konvensional ?
C. Tujuan Penelitian
Arikunto
(2006 :56) menyatakan bahwa, “ Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat
yang
menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai.”
Maka
yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Untuk
menggambarkan tingkat kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul dalam
menulis paragraf argumentasi yang diajar dengan metode Pembelajaran Koperatif model
jigsaw.
2.Untuk
mendeskripsikan tingkat kemampuan menulis paragraf argumentasi oleh siswa kelas
X SMA Negeri 1 Doloksanggul yang diajar dengan metode Konvensional.
3.
Untuk mendeskripsikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemampuan
menulis paragraf argumentasi oleh siswa
kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul Setelah diajar dengan metode Pembelajaran Koperatif tipe jigsaw vs
metode Konvensioanl.
D. Hipotesis Penelitian
Ary
Donald (1982 : 120 ) menyatakan hipotesis adalah alat yang sangat besar
kegunaannya dalam penyelidikan.Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori
dengan pengamatan, hipotesis juga memberikan penjelasan sementara tentang
segala gejala gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang
Berdasarkan
kerangka teori di atas maka yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah Ha : “Terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemampuan menulis paragrafargumentasi
setelah menggunakan metode Cooperative Learning model jigsaw oleh
siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul”.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian ini dapat dilihat dari 2 segi, yakni manfaat teoretis dan manfaat
praktis
Manfaat
teoretis :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan tentang metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan proses pembelajaran siswa khususnya
dalam menulis paragraf argumentasi
dikelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul.
Mamfaat
Praktis :
Secara praktis penelitian ini bermamfaat
bagi:
a. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan untuk memperkaya ilmu pengetahuan, mengembangkan strategi
pembelajaran dan menjadi alternatif dalam mengatasi masalah pembelajaran di SMA
Negeri 1 Doloksanggul.
b. Guru
Sebegai pertimbangan bagi guru dalam memilih
metode atau strategi pembelajaran yang lebh baik untuk mengatasi masalah dan
meningkatkan prestasi peserta didiknya.
c. Siswa
Dapat membantu siswa dalam meningkatkan
prestasi belajar dan motivasi siswa khususnya dalam belajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
d. Bagi
Peneliti Lain
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang
bermaksud mengadakan penelitian yang serupa atau sejenis.
F.Asumsi Dasar
Asumsi
atau anggapan dasar sebagai tonggak dari suatu penelitian. Arikunto (2006 :24)
menyatakan bahwa, “Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya
oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk berpijak
bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya.”
1. Metode
kooperatif tipe jigsaw belum pernah
digunakan dalam pembelajaran menulis argumentasi oleh siswa kelas X SMA Negeri
1 Doloksanggul.
2. Menulis
argumentasi merupakan salah satu komponen pembelajaran yang ada di dalam
kurikulum ( KTSP ) sekolah kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul.
3. Menulis
paragraf argumentasi sudah pernah dipelajari di kelas X SMA Negeri 1 Dolok
sanggul.
G.
Definisi
Istilah
Agar
penelitian yang dilakukan terarah dengan baik, maka peneliti menggunakan
istilah-istilah khusus secara operasional agar apa yang didefinisikan si
pembaca. Dalam hal ini ada beberapa istilah yang digunakan.Istilah dalam
penelitian ini perlu diartikan dengan jelas, sehingga tidak menimbulkan
keraguan/kesalahan. Adapun istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Menulis
: Tarigan (1986:15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan
menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
b.
Paragraf
Argumentasi : Keraf (1997 : 116) Argumentasi adalah suatu
bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
c. Metode
pembelajaran kooperatif :Menurut Slavin (2009) pembelajaran kooperatif adalah
metode atau model dimana siswa belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran
dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar individu dan kelompok.
d. Jigsaw
: Lie (2004:29) menyatakan Model
pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.Metode
Pembelajaran
1.Metode Cooperative Learning
·
Slavin dalam (Isjoni,
2011:15)
·
Anita Lie dalam bukunya
“Cooperative Learning”,
·
Isjoni (2009 :74-88)
Membagi pembelajaran kooperatif
1.1 Pengertian model Jigsaw
·
Lie (2004 :29)
·
Sudrajat ( 2008 : 1 )
·
Isjoni (2009:77)
2. Metode Konvensional
·
Oleh Sanjaya (2011:270)
·
Oleh Djamarah (2000:97)
Menyatakan bahwa metode konvensional sama dengan metode ceramah dan merupakan
metode tradisional.
2.1. Jenis Jenis
Metode Konvensional
·
Oleh Djamarah (2000:24)
·
Oleh Tarigan (1986 : 21)
·
Oleh Nurgiyantoro (2011 : 135)
B.Pengertian Menulis
·
Oleh Tarigan( 1986 : 21 )
·
Oleh Nurgiyantoro (2011 :425)
C.
Pengertian
Paragraf Argumentasi
1. Menurut Keraf (1994 : 116)
2. Nurgiyantoro: (2011: 306)
3. Aceng Hasani (2005 : 43)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Metodologi
penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam penelitian agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai. Ary Donald (1982 :50) menyatakan bahwa,
“Metodologi penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data
analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapinya.”
Agar
tujuan dapat tercapai, maka metode yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen.Metode eksperimen yaitu mengadakan percobaan untuk
melihat situasi hasil. Sehubungan dengan ini, Ary (1982 : 50) menyatakan bahwa,
“Yang dimaksud dengan ekpserimen adalah suatu penelitian ilmiah yang menuntut
peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta
mengenali variabel terikat untuk melibatkan perbedaan yang sesuai dengan
manipulasi variabel-variabel bebas tersebut.”
Metode
penelitian yang dipilih adalah eksperimen jenis desain 5 ( pemberian pra tes
dan pasca tes pada dua kelompok yang berbeda ) dengan pendekatan kuantitatif.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
adalah jenis penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan dua kelas yang berbeda yang terdiri dari X 1 Sebagai kelas
pengendali dan X 3 sebagai kelas eksperimen. Kedua kelas ini di dapat melalui
random sampling. Selanjutnya Eksperimen direncanakan sebanyak 5 kali pertemuan.
C. Desain Penelitian
Desain
yang digunakan adalah desain 5 ( yang
menggunakan pra tes dan pasca tes dengan kelompok kelompok yang diacak)
Dalam desain 5 dilakukan pra tes
terhadap dua kelompok yang berbeda secara acak ( Random Sampling ) tentang
variabel terikat. dua kelompok tersebut dibagi menjadi kelompok eksperimen dan
kelompok pembanding (kontrol )
Perlakuan eksperimen diberikan kepada kelompok eksperimen dalam jangka waktu
tertentu. Sesudah itu, Variabel terikat antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol diukur maka perbedaan rata rata antara pra tes dan pasca tes
bagi setiap kelompok yang dihitung. kemudian skor perbedaan rata rata
dibandingkan dengan menggunakan uji perbedaan mean sampel tak berhubungan.
Hal ini untuk memastikan apakah perlakuan eksperimen yang
diberikan kepada kelompok eksperimen mendapat pengaruh yang besar terhadap
variabel terikat dibandingkan dengan kelompok kontrol. Untuk lebih jelas, Lihat
tabel 1 berikut
Tabel 1
|
Kelompok
|
Pra-tes
|
Variabel bebas
|
Pasca-tes
|
R
|
E
|
Y1
|
X 1
|
Y2
|
R
|
P
|
Y1
|
-
|
Y2
|
(Sumber
: Ary Donald 1982: 356)
Keterangan
:
E : Kelompok eksperimen 1 (
kelas X 3)
P : Kelompok Pengendali/Kontrol
( kelas X 1)
Y1 : Pra tes ( sebelum diberi
perlakuan )
X 1 : Pembelajaran dengan metode
kooperatif Jigsaw
- : Pembelajaran dengan
metode kovensional
Y 2 : Pasca tes ( sesudah diberi
perlakuan eksperimen )
D.Populasi
Penelitian
Ary Donald (1982 : 189 ) Menyatakan
populasi dirumuskan sebagai kelompok yang besar yang menjadi sasaran
generalisasi. Selanjutnya oleh Ary, bahwa populasi sebagai semua anggota
sekelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas.
Maka
populasi dalam penelian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
Doloksanggul
Tabel 2
Populasi
siswa kelas X SMA Negeri 1 Doloksanggul
Tahun
Ajaran 2015/2016
No
|
Kelas
|
Jumlah
|
1
|
X-1
|
41
|
2
|
X-2
|
39
|
3
|
X-3
|
42
|
4
|
X-4
|
39
|
5
|
X-5
|
40
|
6
|
X-6
|
36
|
7
|
X-7
|
42
|
8
|
X-8
|
44
|
9
|
X-9
|
43
|
Jumlah
|
|
366
|
(sumber SMA Negeri 1 Doloksanggul )
E.
Sampel Penelitian
Ary Donald (1982 : 190) menyatakan
bahwa, “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi untuk memperoleh
gambaran atau informasi mengenai populasi.” Sesuai dengan pendapat di atas maka
peneliti menentukan sampel dengan teknik penarikan sampel secara acak (Random sampling)
Dalam penelitian ini sampel diambil
dari populasi sebanyak 9 kelas secara acak untuk dipilih menjadi 2 kelas yang
berbeda. Maka didapat sampel yaitu kelas X.1 sebagai pengendali dan kelas X.3
sebagai eksperimen, cara pengambilan sampel dilakukan dengan menuliskan 9 kelas
yang ada di populasi menjadi sembilan bagian kedalam kertas yang dilipat . Lalu
di acak, kemudian sampel diambil dengan mata tertutup.
F.
Instrumen
penelitian
Ary Donald (1982 : 247
) Menyatakan Tugas utama dalam pengukuran adalah memilih alat pengukur yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk mengukur tingkah laku dan sifat suatu yang
diteliti
Dengan demikian, langkah yang ditempuh untuk
memperoleh data adalah dengan menggunakan alat ukur berupa tes. Tes yang
digunakan adalah pre tes dan post tes. pra-tes digunakan untuk menjaring data
kemampuan untuk menulis paragraf argumentasi sebelum diadakan
perlakuan,sedangkan pos-tes digunakan untuk menjaring data kemampuan menulis
paragraf argumentasi setelah diadakan
perlakuan,yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning) model jigsaw bagi
kelas eksperimen dan metode konvensional bagi kelas kontrol
.
Tabel 3
Model
Penilaian Menulis Paragarf
Argumentasi Dengan Penjodohan
Masing-masing Unsur
No
|
Unsur
yang dinilai
|
Indikator
|
Skor Maksimal
|
1.
|
Kesesuaian topik dan
isi
( Kreativitas
pengembangan topik )
|
a.
Kurang sesuai antara topik dengan
isi
b.
Cukup sesuai antara topik dengan
isi
c.
Sesuai antara topik dan isi
|
10
15
20
|
2.
|
Penyampaian fakta dan
bukti pendukung
|
a.
Tidak ada bukti pendukung
b.
Fakta dan bukti pendukung tidak
lengkap
c.
Terdapat fakta dan bukti
pendukung yang sesuai
|
10
15
20
|
3.
|
Gagasan
|
a.
Gagasan tidak jelas
b.
Gagasan Cukup jelas namun kurang
rapi
c.
Gagasan jelas dan tertata rapi
|
10
15
20
|
4.
|
Penggunaan Bahasa
|
a.
Struktur kalimat
kurang,penggunaan bahasa kurang sehingga makna kabur
b.
Struktur kalimat kurang jelas dan
penggunaan bahasa jelas, namun makna tidak kabur
c.
Struktur kalimat jelas dan
penggunaan bahasa sudah tepat
|
10
15
20
|
5.
|
Penggunaan tanda baca
dan ejaan
|
a.
Sering terjadi kesalahan dalam
ejaan dan tanda baca
b.
Penggunaan tanda baca cukup tepat
c.
Penggunaan ejaan dan tanda baca
tepat
|
10
15
20
|
(Nurgiyantoro, 2011: 306-308).
Keterangan
:
PPH = B
x 100
N
PPH : Persentasi Penilaian Hasil
B : Skor Yang Diperoleh
N : Skor Total
Tabel 4
Kategori dan Skor Nilai
Kategori
|
Skor
Nilai
|
Sangat baik
|
80-100
|
Baik
|
66-79
|
Cukup
|
56-65
|
Kurang
|
40-55
|
Sangat kurang
|
30-39
|
(Arikunto,
2009 :245)
G.
Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah mencari perbedaan nilai rata-rata(mean) hasil tes
pembelajaran menulis paragraf antara dua
kelompok yang berbeda(sampel tak berhubungan). Maka untuk itu digunakan uji
signifikansi perbedaan mean pada sampel yang tak berhubungan
t =
Ary Donald (1982:216)
Keterangan :
t : koefisien yang dicari
X1 : rata rata kelompok eksperimen 1
X2 : rata rata kelompok eksperimen 2
n 1 : banyaknya siswa kelompok eksperimen 1
n 2 : banyaknya siswa kelompok eksperimen 2
Df :
derajat kebebasan (degree of fredoom)
P(0.01) = taraf
signifikan / tingkat kepercayaan pada 99%
P (0,05)= taraf
signifikansi /tingkat kepercayaan pada 95%
Df = n1+ n2_- 2
Membandingkan F
rasio dengan F tabel pada taraf nyata 0.01 atau 0.05
Pengujian hipotesis dengan taraf
signifikan untuk taraf nyata P < 0,05 dua sampel yang tak berhubungan.
Ho : µ1 = µ2
Ha
: µ1 ≠ µ2
Post a Comment